Translate

Selasa, 30 Juni 2015

Ridho Allah Ada Pada Mereka

Ada sebuah cerita yang berasal dari sebuah puisi yang terkenal di Srilanka.
Pada suatu ketika hiduplah seorang ibu miskin yang membesarkan anak laki-lakinya .Setelah
melalui berbagai penderitaan, akhirnya ibu tua itu berhasil mengantarkan anak laki-lakinya itu
mencapai kehidupan yang sukses.Anaknya itu kemudian menikah dan mempunyai rumah sendiri. Setelah dia berkeluarga dan mempunyai kehidupan yang cukup baik, dia tidak pernah lagi menengok kedua orang tuanya yang sudah renta itu. Mereka sudah lama hidup sangat menderita. Mereka tidak lagi mempunyai makanan dan pakaian cukup.Pada suatu hari mereka sudah sangat kelaparan
dan tidak lagi mempunyai makanan untuk dimakan. Ibu tua itu merasa bahwa dirinya dapat meminta pertolongan dari anaknya. Dengan badan yang sudah bungkuk, dia berjalan perlahan-lahan menuju rumah anaknya untuk meminta makanan.Ketika melihat ibunya datang, anak laki-laki itu segera bersembunyi didalam rumah. Dia diam saja didalam rumah dan tidak mau keluar menemui ibunya. Ia lalu menyuruh istrinya keluar untuk menemui ibunya.

Didepan pintu rumah , ibu tua itu berkata kepada menantu perempuannya bahwa ia amat lapar dan
membutuhkan makanan. Tanpa berkata sepatah katapun, menantunya itu pun masuk kedalam
rumah dan membawa sebuah keranjang yang berisi dua liter gandum, lalu diberikannya kepada
mertuanya.Ibu mertuanya yang sedang kelaparan itu, tentu saja tidak dapat memakan gandum yang belum dimasak itu. Dia harus memasaknya terlebih dahulu dan butuh waktu cukup lama hingga
gandum itu matang dan bisa dimakan .Sementara dirinya sudah sangat lapar dan membutuhkan makanan yang sudah matang agar segera bisa dimakan untuk menghilangkan rasa
laparnya.Ibu tua itu menerima keranjang yang berisi gandum itu dengan perasaan sedih. Dia
menghadapi kenyataan yang sangat pahit. Dia hanya menerima dua liter gandum, pemberian dari
anak laki-lakinya yang amat sangat dikasihinya sejak dia kecil. Anak laki-lakinya itu tidak mau
keluar menemuinya ketika dia datang, hatinya hancur dan sedih sekali.Ibu itu mengucapkan sebuah syair ketika ia menerima gandum itu :

" Aku datang kedepan pintu rumah anakku karena aku amat lapar dan hampir mati.Tetapi aku hanya memperoleh dua liter gandum.Aku ragu apakah aku harus menerimanya atau
tidak.Wahai anakku sayang ...Apakah aku pernah menakar air susuku ketika
menyusuimu dulu?"
 

Ternyata menantunya itu sangat marah mendengar ucapannya. Dia merasa kata-kata itu
ditujukan kepada dirinya. Dengan marah dia lalu berkata, "Hai nenek tua, ibuku sendiri yang telah
membesarkanku, dan tidak membiarkan aku menderita sedikitpun, tidak ribut ketika dia datang, dan hanya kami berikan satu liter gandum. Kamikan sudah memberimu dua liter gandum , tetapi kamu malah berkata-kata seperti itu. Sudahlah nenek tua, pergilah dari tempat ini
sekarang juga!"Anak laki- laki itu tidak berusaha meredakan pertentangan antara ibu dan istrinya. Dia hanya diam didalam rumahnya.

Adakah musibah yang lebih berat dari memiliki anak durhaka yang mengabaikan hak-hak orang tua yang telah membesarkannya? Kesuksesan seperti apa yang ingin diraih oleh seorang anak durhaka yang pada ibu bapaknya? Tidak ada kesuksesan yang dibangun diatas kedurhakaan kepada orangtua. Dan tidak ada kebahagiaan melebihi keridhaan dan kasih sayang orang tua terhadap diri kita.Kita mungkin pernah mendengar kisah seorang anak yang membuktikan rasa baktinya kepada ibunya.. Dia menggendong ibunya mulai dari negeri Syam sampai ke Mekah untuk melaksanakan Haji. Akan tetapi ketika bertemu khalifah Umar bin Khatab, Umar mengatakan bahwa keletihannya karena menggendong ibunya tidak sebanding dengan keletihan ibu yang telah memelihara dan membesarkannya sejak kecil.Juga kisah seorang ayah yang datang kepada Rasulullah SAW, melaporkan sikap anaknya yang kasar terhadap dirinya hanya karena sang ayah meminjam sesuatu dari harta si anak. Sang anak lalu menagih "Pinjaman itu" dengan cara yang sangat tidak layak ditujukan pada ayah yang merawat dan membesarkannya dengan keringat
dan airmata.Sang ayah kemudian melantunkan bait-bait syair yang menyayat hati, menggambarkan betapa sakit hatinya diperlakukan kasar oleh anaknya sendiri. Maka setelah mendengar semua pengaduan sang ayah , Rasulullah kemudian menarik kerah baju si anak dan mendorongnya
kepada ayahnya sambil bersabda :" Kamu dan seluruh harta kekayaanmu adalah milik ayahmu"

Ada juga kisah kedurhakaan salah seorang sahabat Rasulullah yang “cuek” terhadap keadaan
ibunya dan lebih mencintai istrinya daipada ibunya. Allah kemudian menghukumnya dengan hukuman yang sangat memilukan.Dia jatuh sakit, kondisinya semakin memburuk.Hingga saat kehidupannya telah diambang pintu kematian, dia tidak kunjung mati, nafasnya tertahan dikerongkongan selama berjhari-hari berada dalam kondisi sakratulmaut. Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa pedihnya rasa sakit ketika “sakratul maut” sama seperti ditusuk pedang tujuh ratus kali tusukan. Begitulah keadaan sahabat itu selama berhari-hari.Para sahabat tidak ada yang mengetahui perkara apa yang menyebabkan dia mengalami hal itu.Hingga Rasulullah SAW kemudian turun tangan dan memanggil ibu dari sahabat yang sedang sekarat itu.Rupanya sang ibu merasa sakit hati karena"dicueki" oleh anaknya, dan tidak lagi memperhatikannya sejak dia beristri. Sang ibu
enggan memaafkan kesalahan anaknya.Rasulullah kemudian memerintahkan agar mengumpulkan kayu bakar untuk membakar sahabat yang durhaka kepada ibunya itu agar tidak menderita dalam kondisi sekarat.Mendengar perintah itu , sang ibu menangis dan meminta kepada Rasulullah untuk tidak membakar anaknya. Diapun memaafkan semua kesalahan anaknya. Seketika itu juga , sahabat
sekarat itu lansung menghembuskan nafas terakhir.

Sekeras apapun hati seorang ibu, dia tetaplah ibu yang menggendong anaknya selama sembilan
bulan, menyapihnya selama dua tahun,mencurahkan kasih sayang dan membesarkannya selama duapuluh tahun, menguras keringat dan membanting tulang mencari uang untuk membiayai pendidikannya. Dengan pengorbanan dan ketulusan cinta yang dicurahkan selama puluhan tahun itu dia tidak akan tega melihat anaknya dibakar hidup-hidup di depan mata kepalanya sendiri. Meski anaknya telah membalas kebaikannya dengan kedurhakaan, dibalik kecewa dan sakit hatinya, tetap ada cinta yang tulus dan tak terbatas untuk anaknya.

Dari kisah-kisah diatas ada satu renungan buat kita,Apakah yang lebih berarti dalam hidup kita?
Apakah kekayaan? Ataukah istri? atau anak-anak kita yang cantik dan lucu? atau prinsip hidup
yang kita pegang teguh? Bisakah semua itu kita miliki bila orang tua kita tidak melahirkan kita?
Bisakah semua itu kita miliki bila orang tua kita enggan menjaga kita sejak lahir hingga dewasa?
Bisakah semua itu kita peroleh tanpa bimbingan dan didikan kedua orangtua kita?
Hal yang patut kita syukuri , karena Dia-lah yang memerintahkan mereka menjaga, memelihara dan
mendidik kita hingga dewasa dan bisa hidup mandiri. Berbahagialah kita, karena mempunyai
orangtua yang patuh pada perintah Allah,perhatian dan sangat mencintai kita.Ada pepatah mengatakan , "Engkau tidak akan bisa merasakan arti keberadaan sesuatu, kecuali setelah engkau kehilangan sesuatu itu. " Tidak ada yang lebih berarti bagi hidup kita kecuali orangtua kita, saatnya kita berbakti kepada keduanya selagi kita masih memiliki mereka,karena kita akan menyesal seumur hidup bila kita tidak berbakti kepadanya dan kita telahkehilangan mereka.

“Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia “ ( Al-israa: 23)

Kisah Tsabit Bin Ibrahim

Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin
Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah.
Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar
pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel
yang merah ranum itu tergeletak di tanah
membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari
yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa
berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah
buah apel yang lezat itu. akan tetapi baru
setengahnya di makan dia teringat bahwa buah
itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin
pemiliknya. Maka ia segera pergi kedalam kebun
buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya
agar menghalalkan buah yang telah dimakannya.
Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki.
Maka langsung saja dia berkata, "Aku sudah
makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap
Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab,
"Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya
yang ditugaskan merawat dan mengurusi
kebunnya". Dengan nada menyesal Tsabit
bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku
akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel
yang telah kumakan ini." Pengurus kebun itu
memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi
kesana maka engkau harus menempuh perjalanan
sehari semalam". Tsabit bin Ibrahim bertekad
akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya
kepada orang tua itu, "Tidak mengapa. Aku akan
tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya
jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal
bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah
Rasulullah sudah memperingatkan kita lewat
sabdanya : "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari
yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan
api neraka"
Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan
setiba di sana dia langsung mengetuk pintu.
Setelah si pemilik rumah membukakan pintu,
Tsabit langsung memberi salam dengan sopan,
seraya berkata," Wahai tuan yang pemurah, saya
sudah terlanjur makan setengah dari buah apel
tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu
maukah tuan menghalalkan apa yang sudah
kumakan itu ?" Lelaki tua yang ada dihadapan
Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia
berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak bisa
menghalalkannya kecuali dengan satu syarat."
Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena
takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia
bertanya, "Apa syarat itu tuan ?" Orang itu
menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"
Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud
dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah
karena hanya aku makan setengah buah apelmu
yang keluar dari kebunmu, aku harus mengawini
putrimu ?" Tetapi pemilik kebun itu tidak
menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah
menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan
dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-keku
rangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu,
dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang
lumpuh!"
Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik
kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah
perempuan seperti itu patut dia persunting
sebagai istri gara-gara setengah buah apel yang
tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik
kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku
tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau
makan !"
Namun Tsabit kemudian menjawab dengan
mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan
perkawinanya. Aku telah bertekad akan
mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul
alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-
kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku
amat berharap Allah selalu meridhaiku dan
mudah-mudahan aku dapat meningkatkan
kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Taala".
Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik
kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan
menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah
perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk
menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk
kamar pengantin, dia berpikir akan tetap
mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan
bisu, karena bukankah malaikat Allah yang
berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan
bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam
,"Assalamualaikum..." Tak dinyana sama sekali
wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi
istrinya itu menjawab salamnya dengan baik.
Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita
itu , dia mengulurkan tangan untuk menyambut
tangannya . Sekali lagi Tsabit terkejut karena
wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut
uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak
menyaksikan kenyataan ini.
"Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi
ternyata dia menyambut salamnya dengan baik.
Jika demikian berarti wanita yang ada
dihadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu.
Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan
lumpuh tetapi ternyata dia menyambut
kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan
tangan dengan mesra pula", Kata Tsabit dalam
hatinya. Tsabit berpikir, mengapa ayahnya
menyampaikan berita-berita yang bertentangan
dengan yang sebenarnya? Setelah Tsabit duduk di
samping istrinya , dia bertanya, "Ayahmu
mengatakan kepadaku bahwa engkau buta .
Mengapa?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku
benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa
yang diharamkan Allah".
Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan
bahwa engkau tuli. Mengapa?"
Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku
tidak pernah mau mendengar berita dan cerita
orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku
juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan
lumpuh, bukan ?" Tanya wanita itu kepada Tsabit
yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit
mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan
istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku
dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku
hanya menggunakan lidahku untuk menyebut
asma Allah Taala saja. Aku juga dikatakan
lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke
tempat-tempat yang bisa menimbulkan
kegusaran Allah Taala".
Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang
ternyata amat saleh dan wanita yang memelihara
dirinya. Dengan bangga ia berkata tentang
istrinya, "Ketika kulihat wajahnya... Subhanallah ,
dia bagaikan bulan purnama di malam yang
gelap". Tsabit dan istrinya yang salihah dan
cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak
lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra
yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh
penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An
Numan bin Tsabit.
Subhanallah...

Suamiku,Jangan Sakiti Aku Dengan Marahmu

Semua orang pasti pernah marah. Karena marah
merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh semua
manusia. Bohong besar jika ada orang di dunia ini
yang mengklaim dirinya tak pernah marah.
...
Secara kodrati, diciptakannya manusia sebagai
makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi
dengan or...ang lain, sangat memungkinkan sekali
terjadinya perbedaan opini dan watak yang bisa
memicu kejengkelan dan kemarahan. Hal ini
sangat wajar. Apalagi dalam kehidupan rumah
tangga, perselisihan suami-istri seringkali tak
bisa dihindari.
Lebih Dahsyat Bila Suami yang Marah
Dalam hubungan suami-istri, kemarahan suami
acapkali lebih dahsyat efeknya bagi kehidupan
rumah tangga. Dan tak sedikit gejolak emosi
seorang suami yang akhirnya membuahkan
kekerasan fisik yang meretakkan ketenteraman
hati semua anggota keluarga. Hati istri pun
tersayat tatkala bentakan dan kemarahan suami
menjadi ‘menu harian’ yang disuguhkan suaminya
kepadanya.
Bukankah Rasulullah n telah bersabda : ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟﺸَّﺪِﻳْﺪُ
ﺑِﺎﻟﺼُّﺮَﻋَﺔِ، ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟﺸَّﺪِﻳْﺪُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﻐَﻀَﺐِ Orang“
yang kuat bukanlah yang pandai bergulat.
Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang
yang mampu mengendalikan dirinya ketika
marah.” (HR. Bukhari) Suami atau istri harus bisa
mengendalikan amarahnya, agar ketenteraman
keluarga tetap terjaga. Umar bin Khaththab a
pernah berkata di dalam khutbahnya, “Orang yang
beruntung di antara kalian adalah orang yang
terjaga dari ketamakan, hawa nafsu, dan
amarah.” Bagaimana bila ia terlanjur marah?
Hendaklah ia segera sadar, dan berusaha
mengekang dirinya agar kemarahannya tidak
terus berkelanjutan.
Segera minta maaf merupakan langkah tepat
untuk meredam suasana, agar kemarahan tidak
berbuntut dengan sederet efek negatif yang
mengancam keutuhan keluarga. Bila suami yang
khilaf terbelenggu oleh nafsu amarah, segeralah
meminta maaf kepada istri. Istri juga harus
lapang dada untuk memaafkan sang suami.
Semoga amarah yang disesali dan dimintakan
maaf akan menjadi pembersih dosa orang yang
dimarahinya.
Rasulullah n bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya
aku adalah manusia biasa.
Oleh karena itu, siapa pun kaum muslimin yang
telah aku maki, aku laknat, atau aku cambuk,
jadikanlah hal itu sebagai penyucian dan rahmat
baginya.” (HR. Muslim) Kita semua berharap, bila
suatu ketika kita khilaf dan terlanjur marah,
semoga kemarahan kita menjadi rahmat bagi
orang lain. Yakni saat kita segera sadar,
menyesal dan meminta maaf dengan kekhilafan
kita.
Namun, tak dipungkiri bahwa menahan amarah
tatkala emosi kita mulai meninggi merupakan
perkara yang lebih mulia.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa menahan
amarah sedang ia mampu melakukannya, Allah
akan memanggilnya di hadapan makhluk-Nya
hingga membuatnya memilih bidadari mana saja
yang dikehendakinya untuk dinikahinya.” (Hadits
shahih, dishahihkan oleh Al-Albani di dalam
Shahihul Jami’, no. 3518) Marah yang Berkualitas
Marah sering diklasifikasikan menjadi dua
macam. Pertama, marah yang terpuji, yakni bila
dilakukan dalam rangka membela diri,
kehormatan, harta, agama, hak-hak umum atau
menolong orang yang dizhalimi. Kedua, marah
yang tercela, yakni marah sebagai tindakan balas
dendam demi dirinya sendiri.
Dalam kehidupan keluarga, seorang istri akan
bisa lebih ridha menerima kemarahan suami, bila
suaminya marah dengan landasan keagamaan
yang kental. Suami marah karena ingin membela
prinsip agama yang mungkin dilalaikan oleh
istrinya. Inilah marah yang berbobot, marah yang
berkualitas.
Suami marah tidak semata karena perkara-
perkara yang bersifat keduniaan, atau hal-hal
remeh yang tidak memiliki kaitan dengan dien.
Suami marah karena didasari alasan yang bersifat
syar’i, walaupun itu harus tetap dalam batas
kewajaran dan tidak berlebihan.
Marah seperti inilah yang pernah dilakukan
Rasulullah n dalam hidupnya. Diriwayatkan dari
Abdullah bin Mas’ud a bahwa ia berkata, “Kami
pernah bersama Rasulullah n melewati sebuah
sarang semut yang telah dibakar.
Nabi lalu marah dan bersabda, ‘Sesungguhnya
tidak patut bagi manusia untuk menyiksa dengan
siksaan Allah’.” (HR. Ahmad dan Nasa’i) Seorang
perempuan Anshar menceritakan, “Aku pernah
bertamu ke rumah Ummu Salamah. Tiba-tiba
Rasulullah n datang kepadanya dalam keadaan
seakan-akan marah. Melihat hal itu, aku pun
bersembunyi di balik perisai. Beliau lalu berbicara
(kepada Ummu Salamah) dengan pembahasan
yang tidak aku pahami.
Setelah itu, aku lalu bertanya, ‘Wahai Ummul
Mukminin, seakan-akan aku melihat Rasulullah
marah?’ Ia menjawab, ‘Ya, tidakkah kamu tadi
mendengarnya?’ Aku balik bertanya, ‘Apa yang
beliau sabdakan?’ Ia menjawab, ‘Beliau bersabda,
‘Sesungguhnya jika kejahatan sudah menyebar di
muka bumi dan tidak ada yang mencegahnya,
maka Allah akan menurunkan siksa-Nya terhadap
penduduk bumi.’ Lalu, aku bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, bukankah di dalamnya banyak orang-
orang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya. Di dalamnya
banyak orang-orang shalih, tetapi mereka akan
ikut terkena bencana sebagaimana orang lain.
Kemudian Allah akan mematikan mereka dan
mengembalikan mereka kepada maghfirah dan
rahmat-Nya’.” (HR. Ahmad) Abdurrahman bin Al-
Qasim meriwayatkan dari ayahnya (Abu Bakar
Ash-Shiddiq) bahwa ia mendengar Aisyah x
berkata, “Suatu ketika Rasulullah n masuk ke
rumahku dan aku telah menutupi kamarku dengan
kain penutup tipis yang ada gambar-gambarnya
(gambar makhluk bernyawa). Begitu melihatnya,
beliau lalu merusak gambar-gambar itu dan
wajah beliau pun langsung berubah warna
(karena marah).
Beliau kemudian bersabda, ‘Wahai Aisyah, orang
yang paling dahsyat siksanya di sisi Allah pada
hari kiamat nanti adalah orang-orang yang
meniru ciptaan Allah’. Aisyah berkata, ‘Kami lalu
memotong kain penutup itu dan menjadikannya
satu atau dua bantal’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Apabila hanya karena urusan sepele, seperti
masakan yang kurang asin, rumah yang kurang
rapi dan lain sebagainya, sang suami cepat sekali
naik pitam dan bersikap kasar kepada istri, tentu
hal ini akan sangat menyakitkan hati sang istri.
Namun, jika kemarahan suami dilandasi alasan
syar’i, tentu para istri akan lebih bisa berlapang
hati. Semoga marah seperti ini yang akan
mendatangkan rahmat Ilahi. Dengan syarat,
asalkan masih dalam batas kewajaran, tidak
berlebihan, dan tidak terus-terusan. Walau diakui
juga, bahwa menahan amarah itu jauh lebih mulia
dan lebih menenteramkan jiwa.

Persahabatan Kerang Dan Mutiara

Malam ini angin berhembus lembut, permukaan
laut tenang, ada sedikit cahaya rembulan
menerobos masuk ke dasar laut mana seekor
kerang sedang duduk menikmati suasana
temaram dan tenang. Gelombang lembut di dasar
laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti
arus bermain. Sebutir pasir masuk ke dalam
tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.
“Heiii, siapakah kau gerangan”, sang kerang
bertanya.
“Aku adalah pasir, gelombang lautlah yang
membawa aku ketempatmu”.
“Siapakah kau?” tanya sang pasir.
“Aku kerang, penghuni dasar lautan ini”
Demikianlah perkenalan sang kerang dengan butir
pasir tersebut. Perkenalan tersebut pada awalnya
hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir
pasir besarnya. Sampai suatu saat, sang dewi
rembulan melihat persahabatan yang hampa
tersebut.
Sang dewi berkata, wahai kerang tidakkah kau
dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu
pada butir pasir lembut tersebut, dia begitu kecil
dan lembut. Mulai sekarang biar aku mengajarkan
bagaimana rasa persahabatan itu agar hidupmu
lebih berarti.
Dengan lembut sang dewi mengajarkan, tidak sia-
sia apa yang diajakan sang dewi rembulan,
persahabatan antara sang kerang dengan butir
pasir lembut tersebut berbuah hasil. Ada canda,
ada tawa, mereka berbagi masalah.
Persahabatan itu telah merubah butir pasir
lembut tersebut menjadi sebutir mutiara muda
yang berwarna putih. Warna putih tersebut
merupakan warisan sang dewi rembulan kepada
mereka. Disuatu siang yang terik, pada saat
mereka sedang berbagi rasa di dasar laut yang
berselimut pasir putih.
Tiba-tiba mereka mendengar seruan? “hai
sahabat, apa yang sedang kalian lakukan?”
Sang kerang menjawab "Siapa kah engkau
gerangan? "
“Wahai kerang tidakkah engkau mengenali aku ?
aku Surya, dewa penguasa matahari yang
menyinari seluruh bumi di siang hari”.
“Aku melihat persahabatanmu dan mutiara muda
itu tulus sekali”.
Sang kerang menjawab, “itu merupakan hasil
didikan dewi rembulan yang lembut dan penuh
cinta kasih”.
"Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi,
biar aku ajarkan kepada kalian tentang hangatnya
cinta",jawab sang matahari. Seiring terbit dan
tenggelamnya mentari, sang raja surya memupuk
sang kerang dan mutiara muda dengan perasaan
cinta. Jatuh cintalah sang kerang dengan mutiara
muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi
sebutir mutiara putih bersih dan berkilau mewarisi
sifat sang dewa surya, dan dibalut dengan cinta
sang kerang, indah sekali.
Hidup sang kerang dan butir mutiara itu indah
sekali, cinta mereka tulus, berbagai duka, suka,
mereka lalui bersama. Tidak ada hari-hari
seindah hari-hari yang mereka lalui. Suatu hari
seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir
mutiara "wahai mutiara elok, tahun depan Raja
dari kerajaan di sebarang sana akan mengadakan
pemilihan mutiara terindah, tidakkah kau tertarik
untuk mengikutinya, rupamu elok, aku yakin raja
akan memilihmu" kata sang ikan
"Benarkah begitu ?" tanya sang mutiara.
"Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada
sang kerang kekasihku", sambung sang mutiara.
Mulai saat itu sang mutiara rajin mempercantik
diri, sang kerang juga memberinya semangat dan
dorongan. Namun sang kerang tidak menyadari,
keinginan besar sang mutiara untuk menang telah
merubah sikap sang mutiara.
Sampai suatu hari mutiara tersebut berkata
kepada sang kerang "Wahai kekasihku kerang,
perlombaan itu hampir tiba saatnya, aku ingin
keluar sebagai pemenang, aku ingin mencapai
cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat ini kau
menjadi temanku saja, bukan seorang kekasih.
Aku ingin
mencurahkan seluruh perhatianku untuk lomba
itu, aku tidak mau terganggu".
Kata-kata tersebut melukai perasaan sang
kerang, airmata jatuh?
"Kenapa kau melakukan ini padaku, aku
menyayangimu dengan segenap hatiku, tidakkah
engkau tahu perasaanku, aku memang tidak
mudah mengungkapkan perasaanku, aku kaku
laksana kulitku yang keras, tapi mengapa?"
"Kerang yang baik, untuk apa engkau menangis,
aku akan tetap menjadi sahabatmu, akutetap
akan menjaga hubungan kita" kata sang mutiara
Akhirnya tiba waktu perlombaan tersebut, sang
raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara
tadi.
"Inilah mutiara terindah yang pernah aku jumpai,
aku memilihnya" kata sang raja.
Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi
liontin sang raja. Setiap hari sang raja
mengaguminya. Sang mutiara telah melupakan
sang kerang, sang mutiara asik melayani sang
raja.
Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di
keheningan di dasar laut sana, sepi, hampa hidup
sang kerang itu. Setiap hari ia menunggu sang
angin menyampaikan kabar dari sang mutiara,
satu hari, dua hari, seminggu tidak ada kabar dari
sang mutiara.
"Biarlah aku menitip pesanku pada sang angin
untuk mutiaraku" pikir sang kerang.
"Wahai angin, sampaikan rasa rinduku pada
mutiaraku yang ada di negeri seberang sana"
pekik sang kerang. Sang angin menyampaikan
pesan tersebut.
Namun apa kata sang mutiara indah "Angin,
sampaikan kepada sang kerang, jangan ganggu
aku, aku sibuk sekali melayani sang raja, dan
sampaikan juga padanya untuk mencari mutiara
lain saja".
Kabar ini membuat sang kerang sedih, namun
dalam kesedihannya rasa sayang sang kerang
terhadap sang mutiara mengalahkan rasa
kecewanya,ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang
mutiara berbahagia.
Nah sahabat dalam kehidupan nyata ini banyak
persahabatan yang berakhir dengan sebuah
hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya
komitmen, dan mau menanggung duka dan suka
bersama-sama, hubungan itu bisa berakhir
dengan sebuah jenjang pernikahan yang suci.
Namun bisa juga percintaan itu berakhir dengan
sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua
belah pihak atau salah satunya terluka, kalaupun
cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah
persahabatan, percayalah rasa persahabatan itu
akan lain, akan hambar.
Luka dari cinta itu Cuma bisa disembuhkan oleh
waktu.
Apakah anda memilih menjadi kerang tersebut
atau mutiara indah tersebut? Terserah anda.

Keajaiban Al Qur'an,Proses Terbentuknya Hujan

Pembentukan Hujan
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang
lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga
tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke
udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan
hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,

ﭐﻟﻠَّﻪُ ﭐﻟَّﺬِﻯ ﻳُﺮْﺳِﻞُ ﭐﻟﺮِّﻳَٰﺢَ ﻓَﺘُﺜِﻴﺮُ ﺳَﺤَﺎﺑًﺎ ﻓَﻴَﺒْﺴُﻄُﻪُۥ ﻓِﻰ ﭐﻟﺴَّﻤَﺎٓﺀِ ﻛَﻴْﻒَ
ﻳَﺸَﺎٓﺀُ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻠُﻪُۥ ﻛِﺴَﻔًﺎ ﻓَﺘَﺮَﻯ ﭐﻟْﻮَﺩْﻕَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﺧِﻠَٰﻠِﻪِۦ ۖ ﻓَﺈِﺫَﺍٓ ﺃَﺻَﺎﺏَ
ﺑِﻪِۦ ﻣَﻦ ﻳَﺸَﺎٓﺀُ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِۦٓ ﺇِﺫَﺍ ﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﺒْﺸِﺮُﻭﻥَ - ﺍﻟﺮﻭﻡ : ٤٨
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
Gambar di atas memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah tahap pertama dalam proses pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang
baru saja terbentuk akan melayang di udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam Al Qur'an.

Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

  • Tahap Ke-1:
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut,sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

  • Tahap Ke-2:
“...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit.Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

  • Tahap Ke-3:
"...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu,tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:

ﺃَﻟَﻢْ ﺗَﺮَ ﺃَﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺰْﺟِﻰ ﺳَﺤَﺎﺑًﺎ ﺛُﻢَّ ﻳُﺆَﻟِّﻒُ ﺑَﻴْﻨَﻪُۥ ﺛُﻢَّ ﻳَﺠْﻌَﻠُﻪُۥ ﺭُﻛَﺎﻣًﺎ
ﻓَﺘَﺮَﻯ ﭐﻟْﻮَﺩْﻕَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﺧِﻠَٰﻠِﻪِۦ ﻭَﻳُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﭐﻟﺴَّﻤَﺎٓﺀِ ﻣِﻦ ﺟِﺒَﺎﻝٍ ﻓِﻴﻬَﺎ
ﻣِﻦۢ ﺑَﺮَﺩٍ ﻓَﻴُﺼِﻴﺐُ ﺑِﻪِۦ ﻣَﻦ ﻳَﺸَﺎٓﺀُ ﻭَﻳَﺼْﺮِﻓُﻪُۥ ﻋَﻦ ﻣَّﻦ ﻳَﺸَﺎٓﺀُ ۖ ﻳَﻜَﺎﺩُ ﺳَﻨَﺎ
ﺑَﺮْﻗِﻪِۦ ﻳَﺬْﻫَﺐُ ﺑِﭑﻟْﺄَﺑْﺼَٰﺮِ -- ﺍﻟﻨﻮﺭ : ٤٣
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)

Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:

  • Tahap- 1,
    Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa,dengan kata lain, ditiup oleh angin.
  • Tahap- 2,
    Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.

  • Tahap- 3,
    Pembentukan awan yang bertumpang tindih.Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar,gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya.Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih.Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar.Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb.
(Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B.Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C.Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s.141-142)

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang,satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
SUBHANALLAH.!

Senin, 29 Juni 2015

Subhanallah,Dan Janin Pun Bersujud

Dalam agama islam, bayi adalah makhluk ciptaan Allah yang masih suci. Mengenai hal ini, tentunya bacaan Al-Qur’an adalah sebaik-baik lantunan yang harus diperdengarkan oleh janin. Sehingga,Habib Munzir pun menyarankan bahwa istri yang sedang hamil lebih baik banyak membaca Al-Qur’an untuk menuntun kemuliaan di dalam rahim. Utamakanlah membaca surah Muhammad,dengan harapan agar mendapatkan rahmat Allah sebagaimana lahirnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini dengan membawa segala rahmat-Nya.

Oleh hasil eksperimen beberapa dokter. Saat seorang ibu hamil sedang melakukan USG,maka dibacakanlah surah Al-fatihah dan Al-Baqarah.Apa yang terjadi gerangan? Subhanallah, janin tersebut terdiam dan mengambil posisi seperti sedang bersujud seolah-olah ia kenal dekat dengan ayat-ayat yang sedang dibacakan. Di samping itu, Dr. Nurhayati dari Malaysia mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap meningkatnya IQ bayi yang baru lahir, dalam seminar konseling dan psikoterapi islam sekitar delapan tahun yang lalu. Diungkapkannya, bayi yang baru berusia 48 jam saja akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria dan sikap yang lebih tenang.Untuk itu, kepada ibu-ibu yang sedang mengandung buah hatinya perbanyaklah membaca Al-Qur’an. Karena, jika Al-Qur’an diperdengarkan secara tepat dan benar (tajwid dan makhrajnya) maka Al-Qur’an mampu Saran habib Munzir tersebut, ternyata didukung.


Arti Dzikir Sesungguhnya

Selain doa, salah satu prinsip tasawuf dalam teknik penyembuhan diri adalah dengan berzikir. Zikir atau ingat pada Tuhan biasanya bertujuan mendekatkan diri padaTuhan melalui doa dan melantunkan lafaz-lafaz zikir.Menurut buku Seni Penyembuhan Sufi, karangan Linda O' Riordan, R. N, dikatakan, zikir merupakan proses pemurnian hati, pembersihan dan pelepasan. Zikir orang-orang terpilih bertujuan meleburkan saksi (syahid) kepada yang disaksikan (Masyhud), disolusi seseorang kepada yang dicintai.Zikir, kalimat sufi, secara harfiah berarti mengingat. Lagu pengingat, atau lagu cinta ini
menyatukan diri kita dengan asal usul kita yang tak terbatas. Ahli penyembuhan sufi, Prof. Angha menggambarkan zikir sebagai langkah dalam mencinta.
"Bila kita mencintai seseorang, kita akan terus memikirkannya, mengingatnya dan mengulang
namanya. Umumnya, para sufi mengulangi kalimat tauhi seperti Laa ilaaha illa Allah (Tiada
tuhan Selain Allah). Kalimat ini diulang terus menerus dalam nada musikal yang bervariasi,"kata Angha.Zikir dipimpin oleh seorang pelantun yang biasanya melantunkan puisi dari orang-orang
bijak atau pemimpin spiritual dan diikuti pengikutnya. Bila zikir terus dilakukan, maka akan tercipta medan elektromagnet yang kuat dengan penggabungan suara, gerak dan niat (mengingat yang Tercinta), semua berkonsentrasi dalam hati.



Agar penyembuhan sejati muncul, para Nabi pun telah menyuarakan agar seseorang agar dapat
memahami segala aspek tentang munculnya diri sendiri baik secara mental, fisik, emosi dan
spiritual.Gerakan tak terbatas dalam hati dan tubuh bergabung selaras dengan gerakan bumi, sistem
matahari, galaksi dan seluruh alam kosmis. Zikir inilah pintu gerbang menuju batas waktu dan
ruang menuju dunia yang lebih tinggi. Lagu pengingat ini adalah amalan sufi yang telah
dipraktikan lebih dari 1.400 tahun.


Firman allah,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. 43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Ahzab 41-43) 
Dalam ayat ini, pertama diperintahkan agar orang-orangg beriman berdzikir kepada allah dengan dzikir yang banyak, kira-kira apa yang dimasud dzikir disini, mengingat ada ulama yang membagi dzikir itu kepada dua, dzikir dengan lisan saja dan dzikir dengan kenyataan, yaitu dengan sikap dan perilaku.Yang dimaksud, dzikir yang banyak bukan dalam artian jumlah, seperti membaca laa ilaaha illalllah, sepuluh kali, seratus kali, seribu kali, atau tiga ribu kali, setiap malam jum’at misalnya. Padahal bilangan itu tidak ada yang banyak, seratu banyak, tapi dibanding seribu sedikit, seribu dibanding sepuluh ribu sedikit, dan seterusnya. Ini menunjukkan banyak menurut jumlah itu relative.

Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa dzikrullah menjadi pembeda seorang yang ‘hidup’ dan ‘mati’. Diriwayatkan dari Abu Musa, Rasulullah Saw bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan yang tidak pernah berdzikir kepadaNya bagai orang yang hidup dan mati”. (HR. Baihaqi). Tentu, maksud hidup dan mati di sini pada sisi hati dan batin. Dalam hadits lain disebutkan: “Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana besi bila dikenai air”. Rasul ditanya: “Apa penawarnya wahai Rasul?” Rasul bersabda: “Mengingat kematian dan membaca Al-Qur’an. (HR. Baihaqi). Dan membaca Al-Qur’an termasuk  dzikrullah yang paling utama.
 
Siapa yang senantiasa melantunkan dzikir hatinya bisa hidup, dan sebaliknya siapa yang jauh dari dzikrullah, akan terancam mati hati. Hidup dan mati hati pada selanjutnya akan menentukan moral dan prilaku seorang Muslim. Selanjutnya juga akan menentukan nilai dan kualitas kehidupan seorang Muslim. Berarti bahwa dzikir bisa mempengaruhi kualitas hidup seorang Muslim. Di zaman modern ini banyak penelitian juga penemuan yang menjelaskan manfaat-manfaat dzikir secara fisik (kesehatan badan). Berbagai penemuan dan penelitian di Negara Muslim atau bahkan di Negara minoritas Muslim seperti di Amerika dan Inggris menjelaskan fakta tersebut.
 
Dalam suatu konfrensi kedokteran di Kairo beberapa waktu yang lalu, Doktor Ahmad Al Qodli, ahli penyakit jantung dan direktur lembaga pendidikan dan penelitian kedokteran Islam di Amerika, menyatakan bahwa mendengarkan atau membaca Al- Quran sebagai bentuk dzikir yang paling utama (afdhal) mampu menimbulkan ketenangan jiwa yang menyebabkan peningkatan daya imunitas tubuh melawan serangan penyakit.
 
Kesimpulan tersebut disampaikan dalam konferensi tersebut setelah mengadakan riset lapangan terhadap 210 pasien sukarela selama 48 kali pengobatan yang dibarengi dengan membaca Al-Quran atau memperdengarkannya. Ternyata 77% dari sampel acak yang terdiri dari muslim dan non muslim tersebut, menampakan adanya gejala pengenduran syaraf yang tegang dan selanjutnya menimbulkan ketenangan jiwa. Semua gejala tadi direkam dengan alat pendeteksi elektronik yang dilengkapi dengan komputer untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan. Menurut Al Qodli, berkurangnya ketegangan saraf ini mampu mengaktifkan dan meningkatkan daya imunitas tubuh dan memperoleh proses kesembuhan pasien.
 
Penemuan ilmiah tersebut menunjukan salah satu kemukjizatan sunnah Nabawiyah yang menyatakan: “Dan tiadalah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah Allah (masjid) membaca kitabullah (Al-Quran) dan mempelajarinya kecuali akan dikelilingi Malaikat, dianugerahi ketenangan, diliputi rahmat dan disebut-sebut Allah dihadapan makhluk yang dekat kepadanya “ (HR. Muslim).
 

Kisah Ular Menyesal Telah Mematuk Kaki Abu Bakar

Saat hijrah dari Mekkah ke Madinah, Rasulullah bersama sahabatnya, Abu Bakar lari dan bersembunyi di Gua Tsur. Selama tiga malam keduanya berada di sana demi menghindari kejaran kaum Quraisy.
Dari cerita yang disampaikan Sibel Eraslan dalam buku Fatimah Az-Zahra, suatu malam seekor ular muncul dari celah bebatuan. Saat itu, Nabi Muhammad SAW tengah tertidur di pangkuan Abu Bakar.
"Karena tidak tega membangunkan Rasulullah yang telah berhari-hari tidak tidur dan sangat lelah sekali, ia menutup lubang ular itu dengan tumit kakinya," kutip buku tersebut.
Namun ular berbisa tersebut malah mematuk kaki Abu Bakar. Abu Bakar mencoba tenang dan berzikir sembari menahan sakit. Dia tidak mau bergerak karena takut akan membangunkan Rasulullah.
"Sekuat apapun menahan sakit, ia tetap tidak mampu menahan air matanya agar tidak berlinang. Rasulullah terbangun karena tetes air mata yang mengenai wajah beliau," sambung penulis berkebangsaan Turki ini.
Dengan sigap Rasulullah membacakan doa untuk Abu Bakar sembari mengusap luka bekas patukan ular tersebut. Dengan izin Allah, luka Abu bakar segera lenyap dan tidak sakit lagi.
Dikisahkan juga, ular yang mematuk kaki Abu Bakar begitu menyesal dan menderita karena yang dia gigit tak lain sahabat kesayangan Nabi seluruh alam.
"Aku telah kalah oleh nafsuku sehingga sahabat terdekatnya menderita kesakitan. Aku telah merobek kulitnya sampai terluka sehingga kedua matanya berlinang air mata,"
Keluh ular tersebut. Dia pun berkata lagi,"Dalam tekanan perasaan dosa ini aku merasa tidak kuat untuk hidup lebih lama lagi meski saat mengenang dunia ini hal yang layak aku syukuri karena telah berkesempatan melihat nabi seluruh alam," .
Akhirnya karena merasa amat berdosa, ular tersebut pun mengakhiri hidupnya.

Minggu, 28 Juni 2015

Bahaya Lisan

Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan-keinginannya dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar dari mulut manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb.
Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk.

Allah SWT berfirman :
“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. 17: 53)
”Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…”( QS. 16:125)

Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Muttafaq alaih)
“ Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya maka dengan ucapan yang baik “ (HR. Muttafaq alaih)
“Ucapan yang baik adalah sedekah” (HR. Muslim).


  • Keutamaan Diam

Bahaya yang ditimbulkan oleh mulut manusia sangat besar, dan tidak ada yang dapat menahannya kecuali diam. Oleh karena itu dalam agama kita dapatkan anjuran diam dan perintah pengendalian bicara. Sabda Nabi:
“ Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya (kumis dan jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga”( HR. Al Bukhari)
“Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” (HR Ahmad)
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul menjawab : “Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Dan ketika ditanya tentang penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : “dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan” HR. At Tirmidziy
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan tutupi keburukannya” HR. Abu Nuaim.
Ibnu Mas’ud berkata : “Tidak ada sesuatupun yang perlu lebih lama aku penjarakan dari pada mulutku sendiri”
Abu Darda berkata : “Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif. Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara.


  • Macam-Macam Afatul-Lisan, Penyebab Dan Terapinya
Ucapan yang keluar dari mulut kita dapat dikategorikan dalam empat kelompok : murni membahayakan, ada bahaya dan manfaat, tidak membahayakan dan tidak menguntungkan, dan murni menguntungkan.
Ucapan yang murni membahayakan maka harus dijauhi, begitu juga yang mengandung bahaya dan manfaat. Sedangkan ucapan yang tidak ada untung ruginya maka itu adalah tindakan sia-sia, merugikan. Tinggallah yang keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.
Berikut ini akan kita bahas afatul lisan dari yang paling tersembunyi sampai yang paling berbahaya. Ada dua puluh macam bahaya lisan, yaitu :

1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu
Rasulullah SAW bersabda : “Di antara ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan”( HR At Tirmidzi)
Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan yang seandainya anda diam tidak berdosa, dan tidak akan membahayakan diri maupun orang lain. Seperti menanyakan sesuatu yang tidak diperlukan. Contoh pertanyaan ke orang lain “apakah anda puasa, jika dijawab YA, membuat orang itu riya, jika dijawab TIDAK padahal ia puasa, maka dusta, jika diam tidak dijawab, dianggap tidak menghormati penanya. Jika menghindari pertanyaan itu dengan mengalihkan pembicaraan maka menyusahkan orang lain mencari – cari bahan, dst.
Penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk mengetahui segala sesuatu. Atau basa-basi untuk menunjukkan perhatian dan kecintaan, atau sekedar mengisi waktu dengan cerita-cerita yang tidak berguna. Perbuatan ini termasuk dalam perbuatan tercela.
Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif maka akan merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa setiap kata yang keluar dari mulut akan dimintai pertanggung jawabannya. ucapan yang keluar bisa menjadi tangga ke sorga atau jaring jebakan ke neraka. Secara aplikatif kita coba melatih diri senantiasa diam dari hal-hal yang tidak diperlukan.

2. Fudhulul-Kalam ( Berlebihan dalam berbicara)
Perbuatan ini dikategorikan sebagai perbuatan tercela. Ia mencakup pembicaraan yang tidak berguna, atau bicara sesuatu yang berguna namun melebihi kebutuhan yang secukupnya. Seperti sesuatu yang cukup dikatakan dengan satu kata, tetapi disampaikan dengan dua kata, maka kata yang kedua ini “fudhul” (kelebihan). Firman Allah : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh bersedekah, berbuat ma’ruf, atau perdamaian di antara manusia” QS.4:114.
Rasulullah SAW bersabda : “Beruntunglah orang yang dapat menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya “ HR. Al Baghawiy.
Ibrahim At Taymiy berkata : Seorang mukmin ketika hendak berbicara, ia berfikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika tidak maka tidak diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya lisannya mengalir saja”
Berkata Yazid ibn Abi Hubaib :”Di antara fitnah orang alim adalah ketika ia lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Jika orang lain sudah cukup berbicara, maka mendengarkan adalah keselamatan, dan dalam berbicara ada polesan, tambahan dan pengurangan.

3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil)
Pembicaraan yang batil adalah pembicaraan ma’siyat, seperti menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebritis, dsb, yang tidak terbilang jumlahnya. Pembicaraan seperti ini adalah perbuatan haram, yang akan membuat pelakunya binasa. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga hari kiamat” (HR Ibn Majah).
“ Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak terlibat dalam pembicaraan batil” (HR Ibnu Abiddunya).
Allah SWT menceritakan penghuni neraka. Ketika ditanya penyebabnya, mereka menjawab: “ …dan adalah kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya” (QS. 74:45)
Terhadap orang-orang yang memperolok-olokkan Al Qur’an, Allah SWT memperingatkan orang-orang beriman :”…maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka.” QS. 4:140

4. Al Jidal (Berbantahan dan Perdebatan
Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan orang lain dengan menyerang dan mencela pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak akurat. Biasanya orang yang diserang merasa tidak suka, dan penyerang ingin menunjukkan kesalahan orang lain agar terlihat kelebihan dirinya.
Hal ini biasanya disebabkan oleh taraffu’ (rasa tinggi hati) karena kelebihan dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan” HR. At Tirmidziy
Imam Malik bin Anas berkata : “Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan kekesalan”

5. Al Khusumah (pertengkaran)
Jika orang yang berdebat menyerang pendapat orang lain untuk menjatuhkan lawan dan mengangkat kelebihan dirinya. Maka al khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara (ngotot) untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa merupakan reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara.
Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar” HR. Al Bukhariy

6. Taqa’ur fil-kalam (menekan ucapan)
Taqa’ur fil-kalam maksudnya adalah menfasih-fasihkan ucapan dengan mamaksakan diri bersyaja’ dan menekan-nekan suara, atau penggunaan kata-kata asing. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat, adalah orang-orang yang buruk akhlaknya di antara kamu, yaitu orang yang banyak bicara, menekan-nekan suara, dan menfasih-fasihkan kata”. HR. Ahmad
Tidak termasuk dalam hal ini adalah ungkapan para khatib dalam memberikan nasehat, selama tidak berlebihan atau penggunaan kata-kata asing yang membuat pendengar tidak memahaminya. Sebab tujuan utama dari khutbah adalah menggugah hati, dan merangsang pendengar untuk sadar. Di sinilah dibutuhkan bentuk-bentuk kata yang menyentuh.

7. Berkata keji, jorok dan caci maki
Berkata keji, jorok adalah pengungkapan sesuatu yang dianggap jorok/tabu dengan ungkapan vulgar, misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini termasuk perbuatan tercela yang dilarang agama. Nabi bersabda :
“Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji dan perbuatan keji” dalam riwayat lain :”Surga itu haram bagi setiap orang yang keji”. HR. Ibnu Hibban
“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok” HR. At Tirmidziy.
Ada seorang A’rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi : “Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A’rabiy tadi : “Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki orang”. HR. Ahmad.
“Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri” Para sahabat bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ? Jawab Nabi: “Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”. HR. Ahmad.
Perkataan keji dan jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang menyakiti orang lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik (penuh dosa) atau orang-orang durhaka lainnya.

8. La’nat (kutukan)
Penyebab munculnya kutukan pada sesama manusia biasanya adalah satu dari tiga sifat berikut ini, yaitu : kufur, bid’ah dan fasik. Dan tingkatan kutukannya adalah sebagai berikut :
a. Kutukan dengan menggunakan sifat umum, seperti : semoga Allah mengutuk orang kafir, ahli bid’ah dan orang-orang fasik.
b. Kutukan dengan sifat yang lebih khusus, seperti: semoga kutukan Allah ditimpakan kepada kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi, dsb.
c. Kutukan kepada orang tertentu, seperti : si fulan la’natullah. Hal ini sangat berbahaya kecuali kepada orang-orang tertentu yang telah Allah berikan kutukan seperti Fir’aun, Abu Lahab, dsb. Dan orang-orang selain yang Allah tentukan itu masih memiliki kemungkinan lain
Kutukan yang ditujukan kepada binatang, benda mati , atau orang tertentu yang tidak Allah tentukan kutukannya, maka itu adalah perbuatan tercela yang haus dijauhi. Sabda Nabi :
“ Orang beriman bukanlah orang yang suka mengutuk” HR At Tirmidziy
“Janganlah kamu saling mengutuk dengan kutukan Allah, murka-Nya maupun jahanam” HR. At Tirmidziy.
“Sesungguhnya orang-orang yang saling mengutuk tidak akan mendapatkan syafaat dan menjadi saksi di hari kiamat” HR. Muslim

9. Ghina’ (nyanyian) dan Syi’r (syair)
Syair adalah ungkapan yang jika baik isinya maka baik nilainya, dan jika buruk isinya buruk pula nilainya. Hanya saja tajarrud ( menfokuskan diri) untuk hanya bersyair adalah perbuatan tercela. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya memenuhi rongga dengan nanah, lebih baik dari pada memenuhinya dengan syair” HR Muslim. Said Hawa mengarahkan hadits ini pada syair-syair yang bermuatan buruk.
Bersyair secara umum bukanlah perbuatan terlarang jika di dalamnya tidak terdapat ungkapan yang buruk. Buktinya Rasulullah pernah memerintahkan Hassan bin Tsabit untuk bersyair melawan syairnya orang kafir.

10. Al Mazah (Sendau gurau)
Secara umum mazah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama, kecuali sebagian kecil saja yang diperbolehkan. Sebab dalam gurauan sering kali terdapat kebohongan, atau pembodohan teman. Gurauan yang diperbolehkan adalah gurauan yang baik, tidak berdusta/berbohong, tidak menyakiti orang lain, tidak berlebihan dan tidak menjadi kebiasaan. Seperti gurauan Nabi dengan istri dan para sahabatnya.
Kebiasaan bergurau akan membawa seseorang pada perbuatan yang kurang berguna. Disamping itu kebiasaan ini akan menurunkan kewibawaan.
Umar bin Khatthab berkata : “Barang siapa yang banyak bercanda, maka ia akan diremehkan/dianggap hina”.
Said ibn al Ash berkata kepada anaknya : “Wahai anakku, janganlah bercanda dengan orang mulia, maka ia akan dendam kepadamu, jangan pula bercanda dengan bawahan maka nanti akan melawanmu”

11. As Sukhriyyah (Ejekan) dan Istihza’( cemoohan)
Sukhriyyah berarti meremehkan orang lain dengan mengingatkan aib/kekurangannya untuk ditertawakan, baik dengan cerita lisan atau peragaan di hadapannya. Jika dilakukan tidak di hadapan orang yang bersangkutan disebut ghibah (bergunjing).
Perbuatan ini terlarang dalam agama. Firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-olok wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok “ QS. 49:11
Muadz bin Jabal ra. berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Barang siapa yang mencela dosa saudaranya yang telah bertaubat, maka ia tidak akan mati sebelum melakukannya” HR. At Tirmidziy

12. Menyebarkan rahasia
Menyebarkan rahasia adalah perbuatan terlarang. Karena ia akan mengecewakan orang lain, meremehkan hak sahabat dan orang yang dikenali. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya orang yang paling buruk tempatnya di hari kiamat, adalah orang laki-laki yang telah menggauli istrinya, kemudian ia ceritakan rahasianya”. HR. Muslim

13. Janji palsu
Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi dan memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan seseorang.
Firman Allah : “Wahai orang-orang beriman tepatilah janji…” QS 5:1
Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: “Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya..” QS 19:54
Rasulullah SAW bersabda : “ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka dia adalah munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya khiyanat” Muttafaq alaih dari Abu Hurairah

14. Bohong dalam berbicara dan bersumpah
Berbohong dalam hal ini adalah dosa yang paling buruk dan cacat yang paling busuk. Rasulullah SAW bersabda
“Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk curang. Dan kecurangan akan menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang berbohong akan terus berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pembohong” Muttafaq alaih.
“Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan memandangnya di hari kiamat, yaitu : orang yang membangkit-bangkit pemberian, orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang memanjangkan kain sarungnya” HR Muslim.
“Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan orang, celaka dia, celaka dia” HR Abu Dawud dan At Tirmidziy

15. Ghibah (Bergunjing)
Ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama. Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat tentang arti ghibah. Jawab para sahabat: ”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Sabda Nabi: “ghibah adalah menceritakan sesuatu dari saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak menyukainya.” Para sahabat bertanya : “Jika yang diceritakan itu memang ada? Jawab Nabi : ”Jika memang ada itulah ghibah, jika tidak ada maka kamu telah mengada-ada” HR Muslim.
Al Qur’an menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12)
Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak hanya ucapan, bisa juga tulisan, peragaan. dsb.
Hal-hal yang mendorong terjadinya ghibah adalah hal-hal berikut ini :
1. Melampiaskan kekesalan/kemarahan
2. Menyenangkan teman atau partisipasi bicara/cerita
3. Merasa akan dikritik atau dcela orang lain, sehingga orang yang dianggap hendak mencela itu jatuh lebih dahulu.
4. Membersihkan diri dari keterikatan tertentu
5. Keinginan untuk bergaya dan berbangga, dengan mencela lainnya
6. Hasad/iri dengan orang lain
7. Bercanda dan bergurau, sekedar mengisi waktu
8. Menghina dan meremehkan orang lain
Terapi ghibah sebagaimana terapi penyakit akhlak lainnya yaitu dengan ilmu dan amal.
Secara umum ilmu yang menyadarkan bahwa ghibah itu berhadapan dengan murka Allah. Kemudian mencari sebab apa yang mendorongnya melakukan itu. Sebab pada umumnya penyakit itu akan mudah sembuh dengan meotong penyebabnya.
Menceritakan kekurangan orang lain dapat dibenarkan jika terdapat alasan berikut ini:
1. Mengadukan kezaliman orang lain kepada qadhi
2. Meminta bantuan untuk merubah kemunkaran
3. Meminta fatwa,seperti yang dilakukan istri Abu Sufyan pada Nabi.
4. Memperingatkan kaum muslimin atas keburukan seseorang
5. Orang yang dikenali dengan julukan buruknya, seperti al a’raj (pincang), dst.
6. Orang yang diceritakan aibnya, melakukan itu dengan terang-terangan (mujahir)
Hal-hal penting yang harus dilakukan seseorang yang telah berbuat ghibah adalah :
1. Menyesali perbuatan ghibahnya itu
2. Bertaubat, tidak akan mengualnginya lagi
3. Meminta maaf/dihalalkan dari orang yang digunjingkan.
16. Namimah (adu domba)
Namimah adalah menyampaika pembicaraan seseorang kepada orang lain
17. Perkataan yang berlidah dua
18. Menyanjung
19. Kurang cermat dalam berbicara (asal bunyi)

20. Melibatkan diri secara bodoh pada beberapa pengetahuan dan pertanyaan yang menyulitkan

Misteri Dibalik Surat Al Imran

 Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 35-37 ada sebuah kisah kesalehan yang menarik untuk dijadikan pelajaran bagi kita masa kini untuk menghambakan / mengabdikan diri kepada Allah. Ketika istri Ali Imran sedang hamil, dia selalu beribadah seraya berdoa kepada Allah. Saking cintanya kepada Allah,dalam doanya dia bernazar “ Ya Allah, jadikanlah anak dalam kandunganku ini menjadi anak yang shaleh dan kuserahkan kepada Mu agar dia berkidmat di Baitul Maqdis, terimalah nazarku ini ya Allah, seesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui” istri imran belum mengetahui apakah anak dalam kandungan ini lelaki atau perempuan.
       Pada usia kehamilan sembilan bulan lahirlah anak dalam kandungan ini, ternyata seorang bayi perempuan cantik, Kemudian istri Imran berdoa kepada Allah, “ Ya Allah anak yg kulahirkan adalah seorang perempuan, tentu anak perempuan tidak sama dengan seorang laki laki”. Ada perasaan dalam hati istri imran bahwa pengabdian seorang anak perempuan tidaklah sehebat seorang lelaki. Padahal Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
           Anak perempuan tersebut diasuh dan dididik oleh Nabi Zakaria. Pendidikan tauhid dan kepribadian diberikan kepada Maryam secara mendalam. Karakter Maryam terbentuk menjadi seorang yang shaleh luar biasa, dia tumbuh menjadi remaja putri cantik yang selalu menjaga kesucian serta kehormatan perempuannya. Istilah sekarang dia tidak kelihatan bergaul sembarangan dengan lelaki yang bukan mukrimnya. Tidak pernah membuka aurat didepan umum apalagi memakai baju baju minim seperti gadis gadis sekarang. Zakaria menjaganya juga dengan baik. Gadis Maryam menjadi buah bibir orang banyak bahwa dia adalah perempuan terhormat yang selalu menjaga kepribadian. Dia dipuji kebanyakan oarang waktu itu, baik tua maupun muda, lelaki atau perempuan.
         Luar biasa. Zakaria sebagai nabi Allah sangat memuji keshalehan Maryam, gadis yang baik dan santun. Ketika Nabi Zakaria berpergian, dia berada didalam rumah saja dan pintu rumah dikunci dari luar oleh Nabi Zakaria. Hebatnya, ketika Nabi Zakaria pulang kerumah, nabi menemukan makanan- makanan yang lezat lezat tersedia untuk Nabi Zakaria, padahal Nabi dan istrinya tidak meninggalkan bahan mentah makanan untuk dimasak. Lantas Nabi bertanya, “ Hai putriku Maryam, dari mana kamu mendapatkan makanan yang lezat lezat ini ? “ Maryam menjawab , “ wahai Bapak, semuanya ini datang dari sisi Allah, sesungguhnya ALLah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa hisab/ hitungan (tidak terkira). Demikianlah Allah menyayangi Maryam akibat keshalehanya.
           Demikianlah kisah Maryam sebagai anak kandung Imran yang menjadi ibu nabi Isa.As dalam kisah selanjutnya. Dari kisah pembentukan karakter Maryam menjadi seorang Perempuan Shaleha serta berbudi pekerti baik ada beberapa faktor pendukung; Pertama, dari doa ibu-bapak Maryam selama masa kehamilan, On line orang tuanya dengan Allah tidak pernah putus, meminta mendapatkan anak yang shaleh. Kedua, Pendidikan yang dialaminya sehingga terbentuk karakternya atau kepribadian yang baik, yakni sumbangsih didikan nabi Zakaria, seorang yang alim dan rajin beribadah. Sama kata dengan perbuatan, memberikan contoh/ teladan yang baik. Ketiga, inner motivation yang dimiliki olen Maryam dalam menjadikan dirinya sebagi hamba Allah yang shaleha. Dia menyadari bahwa tujuan hidup ini adalah untuk menjadi hamba Allah yang baik (Insan Kamil), yakni mengabdi kepada sang maha pencipta. Sehebat apapun buruknya lingkungan, jika seseorang itu sudah terbentengi imannya, insya Allah lingkungan buruk tersebut tidak akan dapat merusaknya.

Wanita Pezina Di Zaman Rasul

Dalam sejarah Islam telah tercatat sebuah kisah pertaubatan menakjubkan yang pernah diketahui oleh manusia. Sebuah kisah tentang taubat seorang  wanita yang berzina di zaman Rasulullah SAW.
Suatu hari ketika Rasulullah bersama para sahabatnya di masjid tiba-tiba datang seorang wanita yang berhijab dengan baik. Semua sahabat mengenalnya sebagai seorang ummahat yang shalihah.
Wanita itu berjalan menuju Rasulullah dg perlahan. Pada hari itu wajahnya dipenuhi ketakutan dan kesedihan yang sangat. Takut, gentar, sedih, malu terpancar jelas dr raut wajahnya. Hingga sampailah ia dihadapan Rasulullah. Ia berdiri dihadapan Rasulullah SAW dan ia mengatakan bahwa ia telah berzina!

Dia berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan (maksiat yang mewajibkan adanya) hukuman had (atasku), maka sucikanlah aku!
Matanya pun tak kuasa membendung air matanya. Hatinya remuk redam tak mampu membayangkan betapa besar dosa yang telah dilakukannya.
Seperti yang kita ketahui hukuman dosa untuk pezina tidak main-main. Bila ia belum menikah, maka ia akan dicambuk 100x. Namun untuk yang sudah menikah, syariat yang ditetapkan adalah dirajam.
Rasulullah SAW pun memalingkan wajahnya dan terdiam. Berkecamuk hatinya. Betapa dihadapannya adalah seorang wanita shalihah! Wanita yang keimanannya telah menancap dalam hatinya. Maka Nabi bersabda kepadanya, Pergilah, hingga engkau melahirkan.
Lalu pergilah wanita itu dari hadapan Rasulullah.
Berlalulah bulan demi bulan hingga akhirnya wanita tersebut melahirkan bayi yang dikandungnya. Dan pada hari pertama nifas, wanita tersebut datang kembali di hadapan Rasulullah. Dengan membawa anaknya yang telah diselimuti kain ia berkata,
“Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina, inilah dia, aku telah melahirkannya, maka sucikanlah aku wahai Rasulullah!”

Hati Rasulullah SAW makin tercabik-cabik. Dalam riwayat lain disebutkan ketika Rasulullah meminta pergi sebenarnya Rasulullah ingin agar wanita itu pergi jauh-jauh, agar ia melahirkan, merawat anaknya dan tidak kembali kehadapan Rasulullah.
Ya, Rasulullah begitu takjub dengan keimanannya..
Maka Nabi bersabda kembali, “Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku..
Maka wanita itupun pergi ke rumah keluarganya, dia susui anaknya, dan tidaklah bertambah keimanannya di dalam hatinya kecuali keteguhan, seperti teguhnya gunung. Tahunpun bergulir berganti tahun. Kemudian wanita itu datang dengan membawa anaknya yang sedang memegang roti. Dia berkata,
Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya, maka sucikanlah aku!

Subhanallah. Tiga tahun setidaknya yang telah dilaluinya,  tidaklah menambah keraguan, ketakutan, kekerdilan hatinya kecuali kekuatan imannya.
Nabi mengambil anaknya, seakan-akan beliau membelah hati wanita tersebut dari antara kedua lambungnya. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, keadilan langit, kebenaran yang dengannya kehidupan akan tegak.
Nabi bersabda, Siapa yang mengkafil (mengurusi) anak ini, maka dia adalah temanku di sorga seperti ini!” Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam. 
Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi memerintahkan agar wanita itu dirajam, kemudian beliau menshalatinya. Maka berkatalah Umar bin Khattab: Anda menshalatinya wahai Nabi Allah, sungguh dia telah berzina. Adapula yang meriwayatkan ketika wanita tersebut sedang dirajam, Umar mengucapkan sejumlah cacian kasar terhadap wanita tersebut.
Rasulullah dengan tegas membelanya dan bersabda, 
Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah, maka taubat itu akan mencukupinya.

Misteri Hawa Panas Di India

Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang udara panas telah menyapu India menyebabkan temperatur udara meningkat drastis hingga menjadi 50 derajat celsius.
Tingginya temperatur menyebabkan menimbulkan korban 1.400 jiwa meninggal di seluruh India, akibat kepanasan dan dehidrasi ekstrem.Gelombang panas di Delhi telah menewaskan lebih dari 200 orang yang sebagian besar dari mereka adalah tunawisma. Wilayah yang paling parah terkena dampak gelombang panas ini adalah Telangana dan Andhra Pradesh

Temperatur yang tercatat di Khammam, Telangana mencapai 48 derajat Celcius pada 23 Mei lalu. Sementara temperatur di kota Allahabad yang terletak di persimpangan Sungai Ganga dan Sungai Yamuna tercatat mencapai 47,7 derajat Celcius.Menurut data-data yang dikumpulkan oleh IMD (India Meteorological Department), dari 103 stasiun cuaca, telah terjadi peningkatan temperatur antara 1961 hingga 2010.
Temperatur telah naik antara 0,8 hingga 1 derajat Celcius yang berlangsung selama hari-hari panas di India. Nellore, salah satu kota terpanas di India, mengalami hari-hari panas selama 30 hari pada 1964.
Hari-hari terpanas itu kemudian meningkat menjadi 35 pada 1996 dan bertambah 15 hari terpanas, dengan temperatur mencapai 40 derajat Celcius atau lebih dalam 50 tahun terakhir.Fenomena gelombang panas terjadi jika kondisi temperatur meningkat hingga 40 derajat Celcius atau lebih. Untuk dataran tinggi, bisa disebut mengalami gelombang panas apabila temperatur di wilayah itu naik di atas 30 derajat Celcius.

Para ilmuwan yang berada stasiun cuaca di dataran tinggi menyalahkan aktivitas pembangunan tak berizin, polusi dan penggundulan hutan di sebagian lereng Himalaya sebagai penyebab naiknya temperatur di India.
Mereka juga yakin bahwa salah satu penyebab utama gelombang panas ini adalah terjadinya El Nino, yang tercipta di sepanjang pantai Pasifik Amerika Selatan dan mempengaruhi musim di India. Wilayah yang dilalui El Nino akan mengalami kurang hujan dan temperatur udara yang sangat panas.
Pandangan ini sejalan dengan temuan dari lima laporan penilaian Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (Inter-Governmental Panel on Climate Change/IPCC).
Laporan terbaru ini telah memperingatkan, tiga dekade terakhir adalah yang terpanas sejak para ilmuwan mulai melakukan catatan temperatur global tahun 1850.
Penyebab meningkatnya temperatur terutama karena konsentrasi karbon dioksida telah meningkat 40 persen sejak masa pra-industri.

Hasilnya adalah bahwa temperatur atmosfer dan permukaan air laut akan naik. Mencairnya gunung es dan meningkatnya penggundulan hutan juga berdampak pada siklus cuaca.
Laporan itu juga menyatakan jumlah total karbon di udara yang dihasilkan ulah manusia tidak boleh melebihi 800 gigaton. Tetapi pada 2011, emisi karbon telah mencapai 531 gigaton.
Efek dari overdosis karbon ini adalah seperti yang kita lihat: pemanasan tanpa henti terhadap atmosfer, dengan permukaan air laut yang semakin membanjiri dataran pantai.
IMD telah memperingatkan bahwa gelombang panas ini akan terus terjadi hingga delapan hari ke depan.
Sementara itu, laporan perkiraan cuaca IPCC, baik jangka menengah dan jangka panjang, untuk wilayah Asia Selatan, khususnya India, sangat tidak menguntungkan.
Laporan itu memperingatkan bahwa utara dan barat India akan menghadapi peningkatan temperatur, sementara India selatan akan menghadapi peningkatan temperatur pada malam hari.

Semut Berbicara Di Dalam Qur'an,Ilmuwan Membuktikannya

Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan rasul Allah yang diberikan mukjizat oleh Allah yaitu ia dapat mengerti bahasa binatang. Nabi Sulaiman A.S merupakan anak dari Nabi Daud A.S, dalam Alquran namanya disebutkan sebanyak 27 kali. Ia diangkat menjadi raja di kerajaan bani Israil setelah ayahnya wafat, tak hanya menjadi raja bani Israil, Allah memberikannya kemampuan untuk menjadi raja untuk bangsa jin dan binatang. Oleh karena itu, Nabi Sulaiman bisa mengerti berbagai macam bahasa binatang termasuk semut.
 Dalam sebuah kisah di dalam Alquran, dikisahkan bahwa pada saat itu Nabi Sulaiman dan bala tentaranya sedang melintasi sebuah jalan yang di jalan itu terdapat gerombolan semut. Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa semut-semut tersebut dapat berbicara satu sama lain.

"Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";" [QS. An-Naml ayat 18]

Sebagai umat Islam, kita percaya bahwa apa yang tertera di dalam Alquran tidak ada yang sia-sia. Namun, bagi orang-orang yang tidak mempercayai Alquran, pastilah ayat diatas hanya dianggap sebagai bualan belaka.
Namun, fakta kebenaran Alquran kembali terungkap melalui sebuah penelitian ilmiah. Science Magazine yang terbit pada 6 Februari 2009 menuliskan sebuah hasil penelitian ilmiah terbaru yang menyatakan semut dapat berbicara.

Dalam penemuan tersebut mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi audio yang canggih telah memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti dan menemukan kesimpulan bahwa semut-semut secara rutin berbicara antara satu dengan yang lainnya.
Semut Sebagian besar memiliki semacam papan alami dan plectrum yang terdapat dalam perut mereka yang dapat mengeluarkan suara sebagai media untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Menggunakan microfon dan speaker mini yang canggih yang dapat dimasukkan kedalam sarang semut, peneliti menemukan bahwa ratu semut dapat mengeluarkan instruksi kepada para pekerja mereka.

Para peneliti heran, yang berhasil membuat rekaman pertama dari semut ratu "berbicara", juga menemukan bahwa serangga lain pun meniru hal yang persis sama. Kupu-kupu besar Rebel adalah salah satu dari sekitar 10.000 makhluk yang memiliki hubungan parasit dengan semut dan sekarang ditemukan telah belajar untuk meniru suara dengan menggunakan sinyal kimia.
Larva Kupu-kupu dibawa oleh semut ke sarang di mana mereka diberi makan oleh pekerja. Ketika koloni terganggu semut akan menyelamatkan larva. Bahkan jika mereka kekurangan makanan, semut akan mengorbankan diri mereka sendiri sebagai bahan makanan pengganti.

Hasil penelitian beberapa dekade yang lalu telah menunjukkan bahwa semut mampu membuat panggilan menggunakan alarm berbunyi, tetapi baru-baru ini hasil riset telah menunjukkan bahwa kosa kata mereka mungkin jauh lebih besar dan mereka juga dapat "berbicara" satu sama lain.
Profesor Jeremy Thomas, dari University Oxford, mengatakan kemajuan teknologi telah memungkinkan penemuan baru, hal itu karena komunikasi semut bisa direkam secara subjektif.
Para peneliti melakukan penelitian dengan cara memasukkan speaker mini yang berisi rekaman suara ratu semut ke dalam sarang semut kemudian memutarnya. Hal ini ternyata mampu menarik perhatian para semut dan membuat mereka bersiaga.

"Ketika kami memutar suara ratu yang mereka lakukan kemudian adalah bersiap siaga. Mereka akan bergerak berdiri sambil mengulurkan antena mereka ke depan dan rahang (capit) mereka terbuka selama berjam-jam. Siapa saja makhluk asing yang berada di dekat mereka, mereka akan serang," katanya.Dia menggambarkan bagaimana semut akan melakukan gerakan menekan antena mereka ke arah speaker seperti mereka menyambut yang lain dalam sarang semut.
"Kita pasti pernah lihat semut bersalaman ketika mereka bertemu. Seperti itulah mereka melakukannya." lanjutnya.
Profesor Thomas masih belum mengetahui dengan pasti tentang berapa jumlah semut yang mengandalkan suara untuk bahasa mereka, namun ia menduga penelitian lebih lanjut akan mengungkapkan kosakata yang lebih luas daripada yang terlihat sebelumnya.

Sedangkan menurut buku "Encyclopedia of Entomology" karangan John L. Capinera halaman 92, dikatakan setidaknya ada 4 jenis senyawa kimia yang dikeluarkan semut dalam berkomunikasi, dengan mengambil contoh semut African Weaver:
  • Hexanal: Zat ini menarik perhatian dan membangunkan ketertarikan mereka.
  • Hexanol: Semut-semut menjadi siaga dan berlarian ke segala arah dalam rangka mencari sumber masalah.
  • Undecanone: Saat dipancarkan, ini menarik semut ke sumber bahaya, dan membuat mereka menggigit semua objek asing pada daerah semut.
  • Butyloctenal: Meningkatkan agresi dan kesiapan mereka untuk mengorbankan diri.
Dalam surat An-Naml ayat 18 di atas, kira-kira seperti inilah percakapan para semut tersebut:

1. "Hai para semut": dalam tahap ini, Hexanal di keluarkan, memasuki fasa alerting dimana semut tersebut meminta perhatian semut yang lain.

2. "kembalilah ke sarangmu" : dalam tahap ini, Hexanal lebih intense dikeluarkan, menyebabkan apa yang dikatakan oleh John L. Capinera di atas, semut-semut berlari dengan cepat dan acak, serta mengubah arah.

3. "agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya" : dalam tahap ini, Hexanol di keluarkan, mengakibatkan fasa attraction dan stopping dimulai, di mana perhatian para semut di arahkan kepada source atau sumber bahaya, dalam hal ini adalah Sulaiman dan tentaranya.

4. "sedangkan mereka tidak menyadari" : dalam tahap ini, semut-semut itu di perintahkan untuk holding, bukan bitting. Undercanone dan Butyloctenal dalam kadar tertentu bersama-sama menentukan jenis pertahanan apa yang harus mereka buat untuk mempertahankan diri dan sarang mereka. Dalam hal ini yang diperintahkan adalah "hold" atau tunggu. "Jangan serang, karena mereka tidak menyadari. Mereka tidak sengaja akan menginjak kita dan menyerang kita".

Inilah keajaiban Alquran yang telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah, semoga dengan demikian kita bisa menjadi lebih yakin akan kebenaran Alquran.

Mukjizat Al Qur'an,Dua Laut ini tidak saling bercampur

Lautan sangat sering disebutkan didalam Alquran, sebenarnya ada apa dengan lautan? Beberapa waktu lalu, ilmuwan telah membuktikan bahwa Alquran adalah benar-benar wahyu Allah SWT dengan terbuktinya ayat berikut:

"Ada laut yang di dalam tanahnya ada api," [QS. Ath-Thur ayat 6]

Pada saat itu para peneliti menemukan bahwa ada sebuah lautan yang didalamnya terdapat api yang berkobar, namun banyaknya air laut tidak mampu memadamkan api, begitu juga panasnya api tersebut tidak mampu membuat air laut mendidih. Inilah sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran-Nya.
Dan kali ini, lagi-lagi ilmuwan dibuat tercengang dari apa yang sudah dikabarkan Alquran 14 abad silam. Dalam Alquran surat Ar-Rahman ayat 19-20, Allah SWT berfirman:
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu," [QS. Ar-Rahman ayat 19]
"antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing." [QS. Ar-Rahman ayat 20]


Penelitian yang dilakukan oleh seorang Oceanografer asal Perancis ini mengungkap misteri dari surat Ar-Rahman ayat 19-20 tersebut. Peneliti bernama Jaques Yves Cousteau itu mengunkapkan bahwa penelitian tersebut dilakukan ketika ia dan tim melakukan eksplorasi bawah laut.

Pada saat itu, ia menemukan bahwa ada kumpulan air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Laut tersebut merupakan pertemuan Samudra Atlantik dan Mediterania. Pada saat menemukan hal menakjubkan tersebut, peneliti tersebut berujar, "'Seolah-olah ada dinding yang membatasi kedua aliran air itu," ujarnya.
 Karena penasaran, ia kemudian terus mencoba untuk menemukan apa yang membatasi dua lautan tersebut hingga tidak bercampur satu sama lain. Namun ia tidak pernah menemukan jawaban dari peristiwa ganjil tersebut.

Ia pun menceritakan hal ganjil itu kepada seorang profesor Muslim. Terkejutlah Cousteau ketika sang profesor Muslim menceritakan bahwa fenomena itu telah dijelaskan Alquran 14 abad silam.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu," [QS. Ar-Rahman ayat 19]
"antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing." [QS. Ar-Rahman ayat 20]


Itulah ayat Alquran yang membuatnya menjadi terpesona, ia pun sadar bahwa Alquran tidaklah mungkin hanya sebuah buku karangan yang dikarang oleh Muhammad SAW, karena tidak mungkin Muhammad SAW yang hidup 14 abad silam mampu mengetahui sebuah fenomena tersebut dengan menggambarkannya secara akurat.

Sebab, pada zaman itu belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Jaques Cousteau meninggal Rabu 25 Juni 1997 dan sempat beredar kabar bahwa ia menjadi seorang muslim, namun keluarga membantahnya dan ia tetap dimakamkan di Katedral Notre Dame di Paris.

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." [QS. Al-Furqan ayat 53]

Jumat, 26 Juni 2015

Nama Itu Doa

“Sesungguhnya, pada hari kiamat nanti,
kalian akan dipanggil dengan nama-nama kamu
dan nama ayah-ayah kamu; maka buatlah nama
yang baik bagi diri kamu. (Diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari Abu al Darda dengan sanad Hasan)
“Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk.”(QS.Al Baqarah:11)
Menamai anak adalah cara kita
memberikan citra awal tentang diri anak yang
suatu saat kita berharap ia akan menjadi
terjemahan bagi namanya. Dan karenanya, nama
juga merupakan cara anak memahami tentang
bagaimana orang lain atau lingkungan
memahami dirinya. Ini berarti bahwa nama
sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep
diri anak.
Untuk meneguhkan identitas budaya dan
keagamaan, Islam menganjurkan kita
menggunakan nama Allah dengan menambah
kata ‘abd (hamba) sebagai penegasan atas
penghambaan kita kepadaNya. Dianjurkan juga
menggunakan nama Nabi. Dengan mengikatkan
nama dengan Allah, para Nabi dan makna lain
yang mewakili fitrah manusia, anak akan selau
terasosiasi dengan makna-makna kebenaran dan
kebaikan yang akan menjadi dasar identifikasi
kepribadiannya.
Bila kita mengacu pada nama orang
besar misalnya sahabat, kita harus benar-benar
yakin bahwa tidak akan ada kesenjangan antara
harapan yang kita titipkan lewat nama dengan
kemampuan bawaan anak itu sendiri, sehingga ia
secara psikologis tidak terganggu. Selain itu,
juga ada baiknya untuk tidak menggunakan
nama orang-orang besar yang masih hidup.
Sebab kita tidak tahu bagimana akhir hidup
orang itu kelak. Sehingga nama orang besar
yang ingin kita pakai sebagai nama bagi anak
adalah nama mereka yang sudah meninggal dan
menjadi milik sejarah.
Selain itu, Islam juga menganjurkan
memberikan kun’yah (nama yang dikaitkan
dengan Abu (ayah) atau Ummu (Ibu)). Misalmya
Abu fulan atau Ummu fulan. Kun’yah ini
diberikan kepada anak tanpa harus menunggu ia
menikah dulu. Cara ini mengandung makna
penghormatan kepada jatidiri anak, berfungsi
mengembangkan kepribadian sosialnya,
menciptakan nuansa keakraban dan
persahabatan serta kesederajatan dan akhirnya
mengajari anak bagaimana seharusnya bebahasa
dengan orang dewasa. Kun’yah juga berguna
untuk memberi penyadaran fungsi gender sejak
dini. Nama itu doa, dan dari namanya kita tahu apa
harapan orang tuanya terhadap anaknya. Orang
Jawa yang sudah mulai meninggalkan
budayanya terlihat saat ia memberi nama
anaknya. Sebagai contoh, orang tua yang ingin
anaknya ahli memecahkan masalah akan diberi
nama Sukarman. Sedangkan orang tua yang
ingin anaknya saat ujian lancar dan tidak
pernah di-her (remedial) nama anaknya jadi
Herman. Bila orang tuanya berharap anaknya
menjadi pecinta mobil, nama anaknya jadi
Karman.
Dikisahkan, seorang suami sedang bingung
memberi nama anak pertamanya yang lahir di
rumah sakit bersalin. Ia ingin anaknya kelak
menjadi host di televisi, pintar bertanya seperti
Andi F Noya. Lantas sang ayah baru ini
memutar otak, bagaimana agar impiannya itu
tercapai. “Bertanya dalam bahasa Ingris itu Ask,
anak laki-laki itu man. Maka aku ingin memberi
nama anakku Asman,” bisiknya dalam hati.

Setiap orang akan mendapatkan pengaruh dari
nama yang diberikan padanya. "
Ini menunjukkan bahwa jika nama yang diberikan
adalah nama yang terbaik, maka atsarnya
(pengaruhnya) pun baik. Oleh karenanya, Nabi
shallallahu alaihi wa sallam menyatakan bahwa
nama yang terbaik adalah Abdullah karena nama
tersebut menunjukkan penghambaan murni pada
Allah. Begitu pula, dalam beberapa hadits Nabi
shallallahu alaihi wa sallam melarang memberi
nama dengan nama yang buruk seperti Ashiyah
(wanita yang bermaksiat, dengan huruf ain dan
shod), Hazn (sedih) dan Zahm (sempit).
Intinya, nama begitu pengaruh dalam diri orang
yang diberi nama. Coba bayangkan bagaimana
jika seorang anak diberi nama dengan Hazn
(sedih), pasti ia akan jadi orang yang terus-
terusan bersedih karena mengingat namanya
tersebut. Itulah urgensi penting dalam pemberian
nama bagi si buah hati.
Pengaruh lainnya lagi, dari nama terbaik,
seseorang dapat mengetahui bagaimanakah orang
tuanya. Orang tuanya dapat diketahui dari nama
anaknya, apakah ortunya itu sholih atau tholih
(lawan dari sholih). Sebagaimana orang arab pun
mengatakan,
ﻣِﻦْ ﺍِﺳْﻤِﻚَ ﺃَﻋْﺮِﻑُ ﺃَﺑَﺎﻙَ
" Dari namamu, aku bisa mengetahui
bagaimanakah ayahmu. "
Dari nama yang baik pula, seseorang bisa
menyebarkan kebaikan. Lihatlah bagaimana jika
seseorang diberi nama "Musa". Dari nama ini,
setiap orang yang mendengar nama tersebut bisa
mengingat bagaimanakah sifat dan akhlaq mulia
dari Nabi Musa alaihis salam. Oleh karena itu,
pemberian nama yang baik di sini termasuk
menyebar sunnah hasanah di tengah-tengah
umat. Maksud kami ini sebagaimana disebutkan
dalam hadits,
ﻣَﻦْ ﺳَﻦَّ ﻓِﻰ ﺍﻹِﺳْﻼَﻡِ ﺳُﻨَّﺔً ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻓَﻠَﻪُ ﺃَﺟْﺮُﻫَﺎ ﻭَﺃَﺟْﺮُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺎ
" Barangsiapa yang memulai mengerjakan
perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan
memperoleh pahalanya dan pahala orang yang
mencontoh perbuatan itu ." (HR. Muslim no. 1017)
[2]
Inilah di antara urgensi memberi nama yang baik.
Waktu Terbaik dalam Pemberian Nama
Mengenai waktu terbaik dalam pemberian nama
dapat kita lihat dalam hadits-hadits berikut.
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ﻭُﻟِﺪَ ﻟِﻰَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻠَﺔَ ﻏُﻼَﻡٌ ﻓَﺴَﻤَّﻴْﺘُﻪُ ﺑِﺎﺳْﻢِ ﺃَﺑِﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ
" Semalam telah lahir anakku dan kuberi nama
seperti ayahku yaitu Ibrahim. " (HR. Muslim no.
2315)
Dari Abu Musa, ia mengatakan,
ﻭُﻟِﺪَ ﻟِﻰ ﻏُﻼَﻡٌ ، ﻓَﺄَﺗَﻴْﺖُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﺴَﻤَّﺎﻩُ
ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ، ﻓَﺤَﻨَّﻜَﻪُ ﺑِﺘَﻤْﺮَﺓٍ ، ﻭَﺩَﻋَﺎ ﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟْﺒَﺮَﻛَﺔِ ، ﻭَﺩَﻓَﻌَﻪُ ﺇِﻟَﻰَّ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ
ﺃَﻛْﺒَﺮَ ﻭَﻟَﺪِ ﺃَﺑِﻰ ﻣُﻮﺳَﻰ .
"Anak laki-lakiku lahir, kemudian aku
membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. Beliau lalu memberinya nama Ibrahim,
beliau menyuapinya dengan kunyahan kurma dan
mendoakannya dengan keberkahan, setelah itu
menyerahkannya kepadaku." Ibrahim adalah anak
tertua Abu Musa." (HR. Bukhari no. 5467, 6198
dan Muslim no. 2145)
Dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam berkata,
ﻛُﻞُّ ﻏُﻼَﻡٍ ﺭَﻫِﻴﻨَﺔٌ ﺑِﻌَﻘِﻴﻘَﺘِﻪِ ﺗُﺬْﺑَﺢُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺳَﺎﺑِﻌِﻪِ ﻭَﻳُﺤْﻠَﻖُ ﻭَﻳُﺴَﻤَّﻰ
" Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya,
disembelihkan untuknya pada hari ketujuhnya,
dicukur rambutnya dan diberi nama ." (HR. Abu
Daud no. 2838, An Nasai no. 4220, Ibnu Majah
nol. 3165, Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari hadits Abu Musa di atas, Ibnu Hajar
rahimahullah mengatakan, "Hadits ini
menunjukkan bahwa Abu Musa bersegera
membawa bayinya yang baru lahir kepada Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, lalu ditahnik setelah
diberi nama sebelumnya. Dalil ini menunjukkan
bahwa bersegera dalam pemberian nama pada si
buah hati itu lebih baik, dan tidak mesti
menunggu pemberian nama pada hari ketujuh."[3]
Al Baihaqi mengatakan, "Hadits yang
membicarakan pemberian nama pada si buah hati
di hari kelahiran lebih shahih daripada hadits
yang menunjukkan pemberian nama pada hari
ketujuh."[4]
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah dalam
kitabnya Tasmiyatul Mawlud mengatakan,
"Terdapat dalam sunnah Nabi shalllallahu alaihi
wa sallam bahwa pemberian nama itu ada tiga
waktu:
1. Di hari kelahiran,
2. Sampai hari ketiga dari hari kelahiran,
3. Di hari ketujuh dari kelahiran,
Perbedaan ini adalah perbedaan variatif dan
dalam hal ini ada kelonggaran untuk memilih
salah satunya."[5]
Apa yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid
sama halnya dengan yang disebutkan oleh Ibnul
Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Tuhfatul
Mawdud[6]. Namun sebagaimana kata Ibnu Hajar
di atas, dalam pemberian nama lebih cepat itu
lebih baik yaitu lebih bagus memberi nama pada
hari pertama. Wallahu alam.
Pemberian Nama dan Nasab Menjadi Hak Ayah
(Bukan Ibu)
Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan,"Mengenai pemberian nama menjadi
hak ayah itu tidak ada perselisihan di antara para
ulama. Hadits-hadits sebelumnya (yang
membicarakan tentang pemberian nama, pen)
juga menunjukkan akan hal ini. "
Beliau rahimahullah juga mengatakan,
"Sebagaimana tidak ada perselisihan bahwa ayah
yang berhak memberi nama, maka tidak ada
perselisihan pula mengenai masalah anak
dipanggil dengan nama ayahnya bukan dengan
nama ibunya. Sehingga anak tersebut dipanggil
dengan fulan bin fulan (dan bukan fulan bin
fulanah, pen). Di antara dalil yang menunjukkan
hal ini, firman Allah Taala ,
ﺍﺩْﻋُﻮﻫُﻢْ ﻟِﺂَﺑَﺎﺋِﻬِﻢْ ﻫُﻮَ ﺃَﻗْﺴَﻂُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ
" Panggilah mereka dengan (memakai) nama
bapak-bapak mereka ." (QS. Al Ahzab: 5). Anak
hanyalah mengikuti ibunya dalam masalah
merdeka atau budak. Sedangkan ia tetap
mengikuti ayahnya dalam nasab dan dalam
pemberian nama." [7]
Dalil lain yang dapat kita lihat adalah hadits dari
Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﺟَﻤَﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻷَﻭَّﻟِﻴﻦَ ﻭَﺍﻵﺧِﺮِﻳﻦَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻳُﺮْﻓَﻊُ ﻟِﻜُﻞِّ ﻏَﺎﺩِﺭٍ ﻟِﻮَﺍﺀٌ
ﻓَﻘِﻴﻞَ ﻫَﺬِﻩِ ﻏَﺪْﺭَﺓُ ﻓُﻼَﻥِ ﺑْﻦِ ﻓُﻼَﻥٍ
" Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang
terdahulu dan orang-orang yang terakhir kelak di
hari Kiamat, maka akan dikibarkan bendera bagi
setiap pengkhianat, lalu dikatakan, 'Ini adalah
bendera si fulan bin fulan' ." (HR. Muslim no.
1735). Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang
akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama
bapak mereka (fulan bin fulan), bukan nama ibu
mereka (fulan bin fulanah).
Urutan Nama Terbaik Bagi Si Buah Hati[8]
Urutan pertama: Nama Abdullah dan
Abdurrahman
Dalam ktab Al Adzkar , Imam An Nawawi Asy
Syafii rahimahullah menyebutkan Bab " Penjelasan
nama yang paling dicintai oleh Allah ". Lantas
beliau bawakan dua hadits berikut ini.
Dari Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﺳْﻤَﺎﺋِﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ
" Sesungguhnya nama kalian yang paling dicintai
di sisi Allah adalah Abdullah dan
Abdurrahman."(HR. Muslim no. 2132)
Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,
ﻭُﻟِﺪَ ﻟِﺮَﺟُﻞٍ ﻣِﻨَّﺎ ﻏُﻼَﻡٌ ﻓَﺴَﻤَّﺎﻩُ ﺍﻟْﻘَﺎﺳِﻢَ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ ﻻَ ﻧَﻜْﻨِﻴﻚَ ﺃَﺑَﺎ ﺍﻟْﻘَﺎﺳِﻢِ ﻭَﻻَ
ﻛَﺮَﺍﻣَﺔَ . ﻓَﺄَﺧْﺒَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻘَﺎﻝَ ‏« ﺳَﻢِّ ﺍﺑْﻨَﻚَ
ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ‏»
" Seorang laki-laki di antara kami ada yang
memiliki anak, kemudian dia memberi nama "Al
Qasim". Maka kami berkata, "Kami tidak akan
menjuluki kamu dengan Abu Al Qasim dan kami
tidak akan memuliakannya. Lalu orang tersebut
memberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. Maka beliau bersabda, "Berilah
anakmu nama Abdurrahman." (HR. Bukhari no.
6186)
Kedua nama ini memiliki keunggulan dari segi:
Pertama: Nama ini mengandung sifat
penghambaan yang khusus antara hamba dan
Allah dibanding dengan nama-nama (yang
bersandar pada asmaul husna) lainnya. Karena
nama Abdullah mengandung sifat ubudiyah
(penghambaan dalam ibadah) dan ini hanya ada
kaitannya antara Allah dan hamba. Begitu pula
nama Abdurrahman mengandung sifat ubudiyah
(penghambaan) karena sifat Ar Rahman adalah
sifat rahmat yang khusus antara hamba dan
Allah.[9]
Kedua: Nama berupa penghambaan yang terdapat
dalam kedua nama tersebut dikhususkan dalam
Al Quran dari nama-nama terbaik lainnya.
Semisal dapat ayat-ayat berikut,
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﻤَّﺎ ﻗَﺎﻡَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺪْﻋُﻮﻩُ ﻛَﺎﺩُﻭﺍ ﻳَﻜُﻮﻧُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻟِﺒَﺪًﺍ
" Dan bahwasanya tatkala Abdullah (yaitu hamba
Allah, Muhammad) berdiri menyembah-Nya
(mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu
desak mendesak mengerumuninya ." (QS. Al Jin:
19)
ﻭَﻋِﺒَﺎﺩُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻤْﺸُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻫَﻮْﻧًﺎ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺧَﺎﻃَﺒَﻬُﻢُ
ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠُﻮﻥَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺳَﻠَﺎﻣًﺎ
" Dan Ibadurrahman (hamba-hamba Tuhan yang
Maha Penyayang) itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan ." (QS. Al Furqon: 63)
ﻗُﻞِ ﺍﺩْﻋُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺃَﻭِ ﺍﺩْﻋُﻮﺍ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦَ ﺃَﻳًّﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺪْﻋُﻮﺍ ﻓَﻠَﻪُ ﺍﻟْﺄَﺳْﻤَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ
" Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-
Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-
nama yang terbaik) " (QS. Al Isro: 110)
Ketiga: Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi
nama pada anak pamannya (Al Abbas) dengan
nama Abdullah.
Keempat: Sekitar 300 sahabat Nabi memiliki
nama Abdullah.[10]
Urutan kedua: Nama bentuk penghambaan pada
asmaul husna lainnya.
Seperti Abdul Aziz, Abdul Malik, Abdur Rozaq,
Abdul Halim, dan Abdul Muhsin.[11]
Urutan ketiga: Nama para Nabi dan Rasul Allah
Seperti Adam, Nuh, Musa, Ibrahim, Isa dan
Muhammad, yang intinya ada 25 nama Nabi yang
disebutkan dalam Al Quran.
Dari Al Mughirah bin Syu'bah ia berkata, "Ketika
aku mendatangi kota Najran, para penduduknya
bertanya kepadaku: Sesungguhnya kalian
membaca "Wahai saudara Harun". Padahal Musa
hidup sebelum Isa berjarak beberapa tahun. Maka
ketika aku datang kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, aku menanyakan hal itu kepada
beliau, dan beliau pun menjawab,
ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳُﺴَﻤُّﻮﻥَ ﺑِﺄَﻧْﺒِﻴَﺎﺋِﻬِﻢْ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻬُﻢْ
" Dulu mereka memberi nama dengan nama-nama
para Nabi mereka dan orang-orang shaleh dari
kaum sebelum mereka ." (HR. Muslim no. 2135)
Dalil lainnya adalah bolehnya memiliki nama
seperti nama "Muhammad", nama Nabi kita.
Bahkan nama inilah yang terbaik dari nama para
Nabi alaihimus salam lainnya[12]. Dari Abu
Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
ﺗَﺴَﻤَّﻮْﺍ ﺑِﺎﺳْﻤِﻰ ﻭَﻻَ ﺗَﻜَﻨَّﻮْﺍ ﺑِﻜُﻨْﻴَﺘِﻰ
"Berilah nama dengan namaku (Muhammad) dan
janganlah kalian berkunyah dengan kunyahku
(Abul Qosim)". (HR. Bukhari no. 6187 dan Muslim
no. 2134)
An Nawawi membawakan hadits-hadits di atas
dalam Bab "Larangan berkunyah dengan Abul
Qosim dan penjelasan mengenai nama-nama
yang disunnahkan." Hal ini menunjukkan bahwa
nama para Nabi dan Rasul adalah di antara nama
terbaik yang bisa digunakan.
An Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan,
"Dari hadits ini sekelompok ulama berdalil bahwa
bolehnya memberi nama dengan nama para Nabi
alaihimus salaam, bahkan ini adalah ijma
(kesepakatan) ulama. Kecuali Umar bin Khottob
yang berpendapat agak sedikit berbeda dalam hal
ini."[13]
Urutan keempat: Nama orang sholeh
Dalil hal ini sudah disebutkan sebelumnya dalam
hadits Al Mughirah bin Syu'bah. Yang paling baik
digunakan adalah nama para sahabat karena
merekalah generasi terbaik dari umat ini.
Seutama-utama dari mereka adalah para
Khulafaur Rosyidin, yaitu Abdullah (Abu Bakr),
Umar, Utsman, dan Ali.
Untuk anak perempuan bisa menggunakan nama
istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam
( Ummahatul Mukminin ). Menurut pendapat yang
kuat, istri yang dinikahi oleh Nabi shallallahu
alaihi wa sallam ada 11[14] :
1. Khadijah binti Khuwailid;
2. Saudah binti Zumah;
3. Aisyah binti Abu Bakar Ash Shidiq;
4. Hafshoh binti Umar bin Al Khaththab;
5. Zainab binti Khuzaimah;
6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah;
7. Zainab binti Jahsy bin Rayyab;
8. Juwairiyyah binti Al Harits;
9. Ummu Habibah Romlah binti Abu Sufyan;
10. Shofiyah binti Huyai bin Akhthab;
11. Maimunah binti Al Harits.[15]
Sebagai contoh yang menggunakan nama
sahabat adalah anak-anak Az Zubair bin Al
Awam. Beliau menamakan sembilan anaknya
dengan nama para sahabat yang mengikuti
perang Badar. Anak-anaknya tersebut diberi
nama:
1. Abdullah
2. Al Mundzir
3. Urwah
4. Hamzah
5. Jafar
6. Mushab
7. Ubaidah
8. Kholid
9. Umar[16]
Urutan kelima: Nama lainnya yang memenuhi
syarat dan adab
Syarat dalam pemberian nama sebagai berikut:
Syarat Pertama: Menggunakan bahasa Arab.
Dari sini, menunjukkan terlarangnya menggunakan
nama-nama bukan Arab seperti Joseph, Robert,
Markus, Julia dan Diana.
Syarat Kedua: Memiliki susunan dan makna yang
bagus.
Sehingga dari sini tidak boleh menggunakan
nama makruh dan terlarang. Begitu juga terlarang
menggunakan nama yang mengandung celaan
dan mengandung tazkiyah (menetapkan kesucian
dirinya). Oleh karena itu, nama semacam ini Nabi
shallallahu alaihi wa sallam sampai merubahnya.
Ath Thobari rahimahullah mengatakan, "Tidak
sepantasnya seseorang memakai nama dengan
nama yang jelek maknanya atau menggunakan
nama yang mengandung tazkiyah (menetapkan
kesucian dirinya), dan tidak boleh pula dengan
nama yang mengandung celaan. Seharusnya
nama yang tepat adalah nama yang menunjukkan
tanda bagi seseorang saja dan bukan
dimaksudkan sebagai hakikat sifat. Akan tetapi,
dihukumi makruh jika seseorang bernama dengan
nama yang langsung menunjukkan sifat dari
orang yang diberi nama. Oleh karena itu, Nabi
shallallahu alaihi wa sallam pernah mengganti
beberapa nama ke nama yang benar-benar
menunjukkan sifat orang tersebut. Beliau
melakukan semacam itu bukan maksud
melarangnya, akan tetapi untuk maksud ikhtiyar
(menunjukkan pilihan yang lebih baik)."[17]
Adab dalam pemberian nama yang sebisa
mungkin dilakukan:
Pertama: Menggunakan nama sesuai urutan
terbaik yang telah kami jelaskan di awal.
Kedua: Menggunakan nama yang terdiri dari huruf
yang jumlahnya sedikit.
Ketiga: Menggunakan nama yang mudah
diucapkan di lisan.
Keempat: Memudahkan orang yang mendengar
untuk mengingatnya.
Kelima: Menggunakan nama yang cocok dengan
orang yang diberi nama dan tidak keluar dari
kebiasaan yang dipakai dalam agamanya atau
masyarakat sekitarnya.[18]
Dari penjelasan adab tambahan ini menunjukkan
bahwa nama yang kurang bagus adalah nama
yang terdiri dari banyak kata seperti: Andika
Syarifudin Guntur Prasetyo, Linggar Simping
Pembayun Retno Utami . Nama ini kurang disukai
karena orang-orang akan beranggapan bahwa
satu nama ini terdiri dari beberapa orang. Inilah
sisi kurang bagusnya untuk nama-nama semisal
itu.
Insya Allah, untuk pembahasan ini kami masih
lanjutkan dalam tulisan selanjutnya yaitu
mengenai nama yang haram dan makruh untuk
digunakan. Semoga Allah mudahkan.
Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi siapa
saja yang menanti buah hatinya. Semoga Allah
beri keberkahan.