Translate

Selasa, 30 Juni 2015

Persahabatan Kerang Dan Mutiara

Malam ini angin berhembus lembut, permukaan
laut tenang, ada sedikit cahaya rembulan
menerobos masuk ke dasar laut mana seekor
kerang sedang duduk menikmati suasana
temaram dan tenang. Gelombang lembut di dasar
laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti
arus bermain. Sebutir pasir masuk ke dalam
tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.
“Heiii, siapakah kau gerangan”, sang kerang
bertanya.
“Aku adalah pasir, gelombang lautlah yang
membawa aku ketempatmu”.
“Siapakah kau?” tanya sang pasir.
“Aku kerang, penghuni dasar lautan ini”
Demikianlah perkenalan sang kerang dengan butir
pasir tersebut. Perkenalan tersebut pada awalnya
hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir
pasir besarnya. Sampai suatu saat, sang dewi
rembulan melihat persahabatan yang hampa
tersebut.
Sang dewi berkata, wahai kerang tidakkah kau
dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu
pada butir pasir lembut tersebut, dia begitu kecil
dan lembut. Mulai sekarang biar aku mengajarkan
bagaimana rasa persahabatan itu agar hidupmu
lebih berarti.
Dengan lembut sang dewi mengajarkan, tidak sia-
sia apa yang diajakan sang dewi rembulan,
persahabatan antara sang kerang dengan butir
pasir lembut tersebut berbuah hasil. Ada canda,
ada tawa, mereka berbagi masalah.
Persahabatan itu telah merubah butir pasir
lembut tersebut menjadi sebutir mutiara muda
yang berwarna putih. Warna putih tersebut
merupakan warisan sang dewi rembulan kepada
mereka. Disuatu siang yang terik, pada saat
mereka sedang berbagi rasa di dasar laut yang
berselimut pasir putih.
Tiba-tiba mereka mendengar seruan? “hai
sahabat, apa yang sedang kalian lakukan?”
Sang kerang menjawab "Siapa kah engkau
gerangan? "
“Wahai kerang tidakkah engkau mengenali aku ?
aku Surya, dewa penguasa matahari yang
menyinari seluruh bumi di siang hari”.
“Aku melihat persahabatanmu dan mutiara muda
itu tulus sekali”.
Sang kerang menjawab, “itu merupakan hasil
didikan dewi rembulan yang lembut dan penuh
cinta kasih”.
"Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi,
biar aku ajarkan kepada kalian tentang hangatnya
cinta",jawab sang matahari. Seiring terbit dan
tenggelamnya mentari, sang raja surya memupuk
sang kerang dan mutiara muda dengan perasaan
cinta. Jatuh cintalah sang kerang dengan mutiara
muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi
sebutir mutiara putih bersih dan berkilau mewarisi
sifat sang dewa surya, dan dibalut dengan cinta
sang kerang, indah sekali.
Hidup sang kerang dan butir mutiara itu indah
sekali, cinta mereka tulus, berbagai duka, suka,
mereka lalui bersama. Tidak ada hari-hari
seindah hari-hari yang mereka lalui. Suatu hari
seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir
mutiara "wahai mutiara elok, tahun depan Raja
dari kerajaan di sebarang sana akan mengadakan
pemilihan mutiara terindah, tidakkah kau tertarik
untuk mengikutinya, rupamu elok, aku yakin raja
akan memilihmu" kata sang ikan
"Benarkah begitu ?" tanya sang mutiara.
"Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada
sang kerang kekasihku", sambung sang mutiara.
Mulai saat itu sang mutiara rajin mempercantik
diri, sang kerang juga memberinya semangat dan
dorongan. Namun sang kerang tidak menyadari,
keinginan besar sang mutiara untuk menang telah
merubah sikap sang mutiara.
Sampai suatu hari mutiara tersebut berkata
kepada sang kerang "Wahai kekasihku kerang,
perlombaan itu hampir tiba saatnya, aku ingin
keluar sebagai pemenang, aku ingin mencapai
cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat ini kau
menjadi temanku saja, bukan seorang kekasih.
Aku ingin
mencurahkan seluruh perhatianku untuk lomba
itu, aku tidak mau terganggu".
Kata-kata tersebut melukai perasaan sang
kerang, airmata jatuh?
"Kenapa kau melakukan ini padaku, aku
menyayangimu dengan segenap hatiku, tidakkah
engkau tahu perasaanku, aku memang tidak
mudah mengungkapkan perasaanku, aku kaku
laksana kulitku yang keras, tapi mengapa?"
"Kerang yang baik, untuk apa engkau menangis,
aku akan tetap menjadi sahabatmu, akutetap
akan menjaga hubungan kita" kata sang mutiara
Akhirnya tiba waktu perlombaan tersebut, sang
raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara
tadi.
"Inilah mutiara terindah yang pernah aku jumpai,
aku memilihnya" kata sang raja.
Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi
liontin sang raja. Setiap hari sang raja
mengaguminya. Sang mutiara telah melupakan
sang kerang, sang mutiara asik melayani sang
raja.
Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di
keheningan di dasar laut sana, sepi, hampa hidup
sang kerang itu. Setiap hari ia menunggu sang
angin menyampaikan kabar dari sang mutiara,
satu hari, dua hari, seminggu tidak ada kabar dari
sang mutiara.
"Biarlah aku menitip pesanku pada sang angin
untuk mutiaraku" pikir sang kerang.
"Wahai angin, sampaikan rasa rinduku pada
mutiaraku yang ada di negeri seberang sana"
pekik sang kerang. Sang angin menyampaikan
pesan tersebut.
Namun apa kata sang mutiara indah "Angin,
sampaikan kepada sang kerang, jangan ganggu
aku, aku sibuk sekali melayani sang raja, dan
sampaikan juga padanya untuk mencari mutiara
lain saja".
Kabar ini membuat sang kerang sedih, namun
dalam kesedihannya rasa sayang sang kerang
terhadap sang mutiara mengalahkan rasa
kecewanya,ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang
mutiara berbahagia.
Nah sahabat dalam kehidupan nyata ini banyak
persahabatan yang berakhir dengan sebuah
hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya
komitmen, dan mau menanggung duka dan suka
bersama-sama, hubungan itu bisa berakhir
dengan sebuah jenjang pernikahan yang suci.
Namun bisa juga percintaan itu berakhir dengan
sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua
belah pihak atau salah satunya terluka, kalaupun
cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah
persahabatan, percayalah rasa persahabatan itu
akan lain, akan hambar.
Luka dari cinta itu Cuma bisa disembuhkan oleh
waktu.
Apakah anda memilih menjadi kerang tersebut
atau mutiara indah tersebut? Terserah anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar