Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang udara panas telah menyapu
India menyebabkan temperatur udara meningkat drastis hingga menjadi 50
derajat celsius.
Tingginya temperatur menyebabkan menimbulkan korban 1.400 jiwa
meninggal di seluruh India, akibat kepanasan dan dehidrasi ekstrem.Gelombang panas di Delhi telah menewaskan lebih dari 200 orang yang
sebagian besar dari mereka adalah tunawisma. Wilayah yang paling parah
terkena dampak gelombang panas ini adalah Telangana dan Andhra Pradesh
Temperatur yang tercatat di Khammam, Telangana mencapai 48 derajat
Celcius pada 23 Mei lalu. Sementara temperatur di kota Allahabad yang
terletak di persimpangan Sungai Ganga dan Sungai Yamuna tercatat
mencapai 47,7 derajat Celcius.Menurut data-data yang dikumpulkan oleh IMD (India Meteorological Department), dari 103 stasiun cuaca, telah terjadi peningkatan temperatur antara 1961 hingga 2010.
Temperatur telah naik antara 0,8 hingga 1 derajat Celcius yang
berlangsung selama hari-hari panas di India. Nellore, salah satu kota
terpanas di India, mengalami hari-hari panas selama 30 hari pada 1964.
Hari-hari terpanas itu kemudian meningkat menjadi 35 pada 1996 dan
bertambah 15 hari terpanas, dengan temperatur mencapai 40 derajat
Celcius atau lebih dalam 50 tahun terakhir.Fenomena gelombang panas terjadi jika kondisi temperatur meningkat
hingga 40 derajat Celcius atau lebih. Untuk dataran tinggi, bisa disebut
mengalami gelombang panas apabila temperatur di wilayah itu naik di
atas 30 derajat Celcius.
Para ilmuwan yang berada stasiun cuaca di dataran tinggi menyalahkan
aktivitas pembangunan tak berizin, polusi dan penggundulan hutan di
sebagian lereng Himalaya sebagai penyebab naiknya temperatur di India.
Mereka juga yakin bahwa salah satu penyebab utama gelombang panas ini
adalah terjadinya El Nino, yang tercipta di sepanjang pantai Pasifik
Amerika Selatan dan mempengaruhi musim di India. Wilayah yang dilalui El
Nino akan mengalami kurang hujan dan temperatur udara yang sangat
panas.
Pandangan ini sejalan dengan temuan dari lima laporan penilaian Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (Inter-Governmental Panel on Climate Change/IPCC).
Laporan terbaru ini telah memperingatkan, tiga dekade terakhir adalah
yang terpanas sejak para ilmuwan mulai melakukan catatan temperatur
global tahun 1850.
Penyebab meningkatnya temperatur terutama karena konsentrasi karbon dioksida telah meningkat 40 persen sejak masa pra-industri.
Hasilnya adalah bahwa temperatur atmosfer dan permukaan air laut akan
naik. Mencairnya gunung es dan meningkatnya penggundulan hutan juga
berdampak pada siklus cuaca.
Laporan itu juga menyatakan jumlah total karbon di udara yang
dihasilkan ulah manusia tidak boleh melebihi 800 gigaton. Tetapi pada
2011, emisi karbon telah mencapai 531 gigaton.
Efek dari overdosis karbon ini adalah seperti yang kita lihat:
pemanasan tanpa henti terhadap atmosfer, dengan permukaan air laut yang
semakin membanjiri dataran pantai.
IMD telah memperingatkan bahwa gelombang panas ini akan terus terjadi hingga delapan hari ke depan.
Sementara itu, laporan perkiraan cuaca IPCC, baik jangka menengah dan
jangka panjang, untuk wilayah Asia Selatan, khususnya India, sangat
tidak menguntungkan.
Laporan itu memperingatkan bahwa utara dan barat India akan
menghadapi peningkatan temperatur, sementara India selatan akan
menghadapi peningkatan temperatur pada malam hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar