Pada usia kehamilan sembilan bulan lahirlah anak dalam kandungan
ini, ternyata seorang bayi perempuan cantik, Kemudian istri Imran
berdoa kepada Allah, “ Ya Allah anak yg kulahirkan adalah seorang
perempuan, tentu anak perempuan tidak sama dengan seorang laki laki”.
Ada perasaan dalam hati istri imran bahwa pengabdian seorang anak
perempuan tidaklah sehebat seorang lelaki. Padahal Allah maha mengetahui
apa yang akan terjadi selanjutnya.
Anak perempuan tersebut diasuh dan dididik oleh Nabi Zakaria.
Pendidikan tauhid dan kepribadian diberikan kepada Maryam secara
mendalam. Karakter Maryam terbentuk menjadi seorang yang shaleh luar
biasa, dia tumbuh menjadi remaja putri cantik yang selalu menjaga
kesucian serta kehormatan perempuannya. Istilah sekarang dia tidak
kelihatan bergaul sembarangan dengan lelaki yang bukan mukrimnya. Tidak
pernah membuka aurat didepan umum apalagi memakai baju baju minim
seperti gadis gadis sekarang. Zakaria menjaganya juga dengan baik. Gadis
Maryam menjadi buah bibir orang banyak bahwa dia adalah perempuan
terhormat yang selalu menjaga kepribadian. Dia dipuji kebanyakan oarang
waktu itu, baik tua maupun muda, lelaki atau perempuan.
Luar biasa. Zakaria sebagai nabi Allah sangat memuji keshalehan
Maryam, gadis yang baik dan santun. Ketika Nabi Zakaria berpergian, dia
berada didalam rumah saja dan pintu rumah dikunci dari luar oleh Nabi
Zakaria. Hebatnya, ketika Nabi Zakaria pulang kerumah, nabi menemukan
makanan- makanan yang lezat lezat tersedia untuk Nabi Zakaria, padahal
Nabi dan istrinya tidak meninggalkan bahan mentah makanan untuk dimasak.
Lantas Nabi bertanya, “ Hai putriku Maryam, dari mana kamu mendapatkan
makanan yang lezat lezat ini ? “ Maryam menjawab , “ wahai Bapak,
semuanya ini datang dari sisi Allah, sesungguhnya ALLah memberi rezeki
kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa hisab/ hitungan (tidak
terkira). Demikianlah Allah menyayangi Maryam akibat keshalehanya.
Demikianlah kisah Maryam sebagai anak kandung Imran yang
menjadi ibu nabi Isa.As dalam kisah selanjutnya. Dari kisah pembentukan
karakter Maryam menjadi seorang Perempuan Shaleha serta berbudi pekerti
baik ada beberapa faktor pendukung; Pertama, dari doa ibu-bapak Maryam
selama masa kehamilan, On line orang tuanya dengan Allah tidak pernah
putus, meminta mendapatkan anak yang shaleh.
Kedua, Pendidikan yang dialaminya sehingga terbentuk karakternya atau
kepribadian yang baik, yakni sumbangsih didikan nabi Zakaria, seorang
yang alim dan rajin beribadah. Sama kata dengan perbuatan, memberikan
contoh/ teladan yang baik. Ketiga, inner motivation yang dimiliki olen
Maryam dalam menjadikan dirinya sebagi hamba Allah yang shaleha. Dia
menyadari bahwa tujuan hidup ini adalah untuk menjadi hamba Allah yang
baik (Insan Kamil), yakni mengabdi kepada sang maha pencipta. Sehebat
apapun buruknya lingkungan, jika seseorang itu sudah terbentengi
imannya, insya Allah lingkungan buruk tersebut tidak akan dapat
merusaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar