Tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Ia selalu berlumur dosa.
Namun demikian Allah dengan sifatnya Al-Ghafur, yang artinya Yang Maha
Pengampun, senantiasa mengampuni segala dosa hambaNya yang memohon ampun
dan menyadari dosa-dosanya.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, ampunan, pembebasan
dari neraka, dan bulan untuk melakukan kebaikan. Karena itu dosa manusia
banyak diampuni di bulan ini. Bahkan bulan Ramadhan juga merupakan
bulan kesabaran yang sudah pasti surga jaminan pahalanya,Amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah Swt hingga
berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan.Kenapa bisa demikian? Ibnu
Rajab Al Hambali –semoga Allah merahmati beliau- mengatakan,”Karena
puasa adalah bagian dari kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang
bersabar, sebagaimana
yang disebutkan dalam Surat Az-Zumar/39:10
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.”(QS. Az Zumar: 10)
Dijelaskan dalam beberapa hadist, Puasa Ramadhan merupakan perisai
atau benteng serta penghalang dari dosa dan kemaksiatan, serta pelindung
dari neraka. Namun demikian, puasa yang dimaksud bukanlah sekedar
menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadhan. Atau bahkan ingin pamer,
mendapatkan sanjungan dari orang lain, mengikuti adat atau mengikuti
niat orang banyak. Tetapi puasa yang dimaksud adalah semata-mata
meluruskan niat untuk ibadah kepada Allah dan mengharapkan ridho serta
pahala dariNya.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Al-Bukhari dan Muslim, yang artinya sebagai berikut :
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.”
Alangkah baiknya bila seseorang yang melaksanakan puasa di bulan
Ramadhan ditambah dengan amalan shalat malam, maka ia akan kembali suci
seperti layaknya seorang bayi yang baru dilahirkan. Dan Rasullullah
SAW-pun bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan saya
menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya. Maka barang siapa melaksanakan
ibadah puasa dan shalat malamnya karena iman dank arena ingin
mendapatkan pahala, niscaya dia keluar dari dosa-dosanya sebagaimana
saat dia dilahirkan oleh ibundanya.”
Sabar itu ada tiga macam yaitu (1) sabar dalam melakukan ketaatan
kepada Allah, (2) sabar dalam meninggalkan yang haram dan (3) sabar
dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan. Ketiga macam bentuk
sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam puasa tentu saja
ada bentuk melakukan ketaatan dan menjauhi hal-hal yang diharamkan.
Juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang
menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga, dan lemahnya
badan. Maka, kita dapat meraih pahala yang tak terhingga jika kita mampu
untuk bersabar dalam segala hal.
Bila seorang muslim telah melakukan hal yang demikian di
bulan Ramadhan, ini sama halnya ia menjaga waktu siangnya dengan puasa,
menjaga waktu malamnya dengan shalat tarawih ditambah shalat malam,
semata-mata untuk mendapat ridho Allah SWT. Puasa adalah sarana
memperbanyak sabar. Sedangkan sabar sendiri adalah bagian dari iman.
Dengan berpuasa manusia akan sabar menahan lapar dan dahaga dari shubuh
hingga menjelang maghrib.
Lantas mengapa puasa termasuk sebagian dari sabar? Justru sabar
inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain, seperti hewan dalam
hal nafsu syahwat. Dengan sabar, manusia akan meninggalkan segala
perbuatan yang berbau nafsu syahwat. Arti sabar sendiri mengandung dua
makna, yaitu makna positif yang artinya selalu menjalankan perintah
Allah, dan makna preventif, yang artinya mencegah atau berusaha
menghindari perbuatan jahat yang penuh angkara murka.
Dengan sabar, diharapkan setiap muslim akan senantiasa menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga terhindar dari sifat
keangkaramurkaan, meski dalam kondisi sedang menghadapi cobaan dari-Nya.
Dan sabar memang tiada batasnya. Hanya orang-orang yang sabar dan
senantiasa berimanlah yang mampu menghadapi cobaan yang datangnya
bertubi-tubi. Puasa Ramadhan adalah ujian kesabaran, dimana setiap
muslim diuji kemampuannya untuk tidak sekedar mengikuti hawa nafsunya,
minimal ia mampu menahan lapar dan dahaga mulai dari terbitnya fajar
hingga terbenamnya matahari. Dan sudah pasti dengan berpuasa, setiap
muslim akan dapat mengambil hikmah dari ibadah yang telah dijalankannya.
Dengan demikian ada beberapa nilai yang terkandung dalam puasa, diantaranya:
1. Nilai spiritual: adalah sebuah kesadaran bahwa setiap umat muslim
selalu dekat dengan Allah SWT, sehingga ia merasa dirinya benar-benar
dalam pengawasan-Nya.
2. Nilai moral: adalah sebuah kesadaran untuk selalu berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang tidak baik.
3. Nilai sosial: adalah kesadaran untuk membantu sesama yang
membutuhkan melalui shadaqah, infaq, atau zakat baik dalam keadaan
sempit atau longgar.
Lalu apa makna puasa dibalik menjaga kesabaran? Dengan menjaga
kesabaran di bulan Ramadhan, tentunya akan tergerak untuk menjaga amanah
dalam menjalankan ibadah puasa. Sudah barang tentu puasa yang dengan
penuh sabar, iman dan menjaga amanah-lah yang benar-benar diridhoi
Allah. Dan yang dimaksud dengan puasa untuk menjaga amanah, dibedakan
dalam dua hal, yaitu: menjaga makanan dan menjaga pakaian.
Makanan bagaimana yang sebaiknya di makan saat berbuka puasa?
Tentunya makanan yang halal, aman dan proporsional, dengan kata lain
ketika menyantap hidangan berbuka tidak yang berlebih-lebihan tetapi
menyehatkan, mengandung gizi seimbang dan aman untuk dikonsumsi. Tidak
mengandung bahan yang membahayan, juga tidak mengandung bahan yang
menimbulkan penyakit.
Sedangkan menjaga pakaian, tentunya ketika menjalankan Ibadah puasa,
sebagai umat muslim sebaiknya menunjukkan identitas kemuslimannya,
terutama dengan menutup aurat dan menjauhkan dari pandangan maksiat.
Demikian juga tidak memakai perhiasan yang terlalu mencolok, agar
tidak menimbulkan fitnah yang membatalkan puasa. Puasa Ramadhan selain
menahan lapar dan dahaga, dapat juga diartikan puasa mulut, puasa
pandangan, dan puasa seluruh anggota badan.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan sembari mengisi waktu berpuasa?
Meski seluruh anggota badan diwajibkan berpuasa, namun tidak dianjurkan
bagi setiap muslim untuk tidur sepanjang hari. Alangkah baiknya bila ia
mampu mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bermanfaat, tentunya
dengan harapan mendapatkan ridho dari-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar