Translate

Rabu, 01 Juli 2015

Tanda-Tanda Lailatul Qodar

Lailatul Qadr. Inilah malam yang paling diburu oleh umat muslim. Banyak yang berharap bisa berjumpa dengan malam yang datang pada saat-saat tertentu saja di bulan Ramadan.
Malam ini memang istimewa. Dalam Alquran disebut bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan. Doa yang dipanjatkan pada malam itu akan dikabulkan. Sehingga tak heran banyak Muslim yang berlomba mencari Lailatul Qadr.
Namun, kapan Lailatul Qadr datang. Tak ada yang tahu pasti.Kapan Terjadinya Lailatul Qadr?
Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.Pada tanggal berapakah? Dia terjadi pada salah
satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِﻓِﻲ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِﺍﻟْﺄَﻭْﻦِﻣِﺮِﺧﺍَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
“ Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan
Ramadhan)”. (H.R Al Bukhari no. 1878)
Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Lailatul
Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Terkadang terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi
pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa
beliau pada suatu tahun diperlihatkan Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″.
(Fatawa Ramadhan, hal.855)
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh‘Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata:
“Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul
Qadr, maka butuh terhadap dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir
Ramadhan itulah dimungkinkan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih dimungkinkan lagi terjadi pada
malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya”. (Fatawa Ramadhan,hal.856)
Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkanshahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyant :
ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃَﻧَّﻪُ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ : ﻟَﻴْﻠَﺔُ
ﺳَﺒْﻊ ﻭَﻋِﺸْﺮِﻳْﻦَ
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : “(Dia adalah) Malam ke-27″. (H.R Abu Dawud,dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad).Kemungkinan paling besar adalah pada malam ke-27 Ramadhan. Hal ini didukung penegasan shahabat Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu :
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻲ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ : ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ
ﻷﻋﻠﻤﻬﺎ ﻭﺃﻛﺜﺮ ﻋﻠﻤﻲ ﻫﻲ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻣﺮﻧﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻘﻴﺎﻣﻬﺎ ﻫﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺳﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ
Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam(Lailatul Qadr) tersebut. Puncak ilmuku bahwa
malam tersebut adalah malam yang Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami
untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)

Tanda-tanda Lailatul Qadr:

1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Salah satu tanda datangnya Lailatul Qadr adalah suasana pagi yang tenang pada keesokan harinya. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi bersabda: "Lailatul Qadr adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (H.R Muslim)."Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak dingin) serta sinar
matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)
2. Matahari cerah tapi tidak panas
Tanda lain datangnya Lailatul Qadr adalah sinar matahari yang bersinar cerah namun lemah, tidak panas, pada keesokan harinya. Ubay bin Ka'ab mengisahkan Nabi pernah bersabda: "Keesokan hari malam Lailatul Qadr matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.
3. Udara terasa tenang
Di dalam Alquran digambarkan bahwa Lailatul Qadr penuh ketenangan. Suasana Lailatul Qadr sangat berbeda dari malam-malam lain. Suasana lebih tenang, langit tidak berawan, udara sangat sejuk, tidak panas dan tidak dingin.
"Lailatul Qadr adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)." (HR. at-Thobroni)
4. Bulan terlihat separuh
Dalam sebuah riwayat Abu Hurairah pernah berdiskusi dengan Nabi Muhammad tentang Lailatul Qadr. Dan Rasulullah bersabda: "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."
5. Hari ganjil
Dan tanda lain dari Lailatul Qadr adalah datang pada hari ganjil pada sepertiga terakhir bulan Ramadan. Sebuah hadis dari Aisyah menyebutkan: "Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" " (HR: Bukhari dan Muslim).
 6.Datang di Hari Yang Ganjil
Dari H.R Bukhari Muslim,Rasulullah pernah bersabda bahwa malam lailatul qodar akan jatuh pada hari ganjil dari sepuluh hari bulan ramadhan yang terakhir.Ini berarti malam lailatul qodar akan jatuh seminggu terakhir bulan ramadhan.

Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadr?
Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari
terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan shalat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a
daripada malam-malam selainnya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)
Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya
pada 10 Terakhir di bulan Ramadhan denganmeningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa
ta’ala; shalat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah semata, membaca Al-
Qur’an dengan berusaha memahami maknanya,membaca buku-buku yang bermanfaat, dan
bersungguh-sungguh dalam berdo’a serta memperbanyak dzikrullah.Di antara bacaan do’a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah
sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah
yang aku baca pada malam tersebut?Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab: “Bacalah :
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻔُﻮٌّ ﺗُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻌَﻔْﻮَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨِّﻲ
“ Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka
pemberian maaf, maka maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir, dan istighfar.

Apakah pahala Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?
Ada dua pendapat dalam masalah ini:

Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut
khusus bagi yang mengetahuinya.Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ini
adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat
pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafazh :
ﻣَﻦْ ﻳَﻘُﻢْ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِﻓَﻴُﻮَﺍﻓِﻘُﻬَﺎ
“ Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”
{kalimat ﻓﻴﻮﺍﻓﻘﻬﺎ di sini diartikan: mengetahuinya(bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}
Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya
pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr
dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah
malam Lailatul Qadr”.

Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul ‘Arabi, dan sejumlah dari ulama.Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah merajihkan
pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti’:
“Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi
yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِﺇِﻳْﻢَﺍﻧﺎًﻭَﺍﺣْﺖِ​ﺳَﺎﺑﺎً،ﻏُﻔِﺮَﻟَﻪُ ﻣَﺎﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
“ Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan
mengharap balasan dari Allah, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222).Rasulullah tidak mengatakan: “Dalam keadaan
mengetahui Lailatul Qadr”. Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut,
niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan
mereka dengan sabda Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam :
ﻣَﻦْ ﻳَﻘُﻢْ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِﻓَﻴُﻮَﺍﻓِﻘُﻬَﺎ
“ Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”
Maka makna ﻓﻴﻮﺍﻓﻘﻬﺎ di sini adalah: bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut,walaupun ia tidak mengetahuinya”.

Semoga anugerah Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan
pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar