Translate

Jumat, 03 Juli 2015

Usai Bedah Mumi Fir'aun,Ilmuwan Hebat Ini Jadi Mualaf

Maurice Bucaille lahir, besar dan
sepenuhnya menimba ilmu di Perancis. Setelah
menamatkan pendidikan menengah atas, ia
belajar di Fakultas Kedokteran, Universitas
Prancis. Kemudian menjadi dokter bedah
terkenal dan terpintar yang pernah dimiliki
Perancis modern. Namun, cerita keislamannya
mampu mengubah hidupnya dan belakangan
menginspirasi banyak orang. Siapa sang
profesor yang sangat dikagumi ini???
Sebagaimana luas diketahui, Perancis terkenal
sebagai negara yang tertarik dengan arkeologi
dan budaya. Di akhir 80an, Perancis meminta
Mesir untuk mengirimkan mumi Firaun untuk
dilakukan serangkaian eksperimen dan
penelitian.
Akhirnya mumi penguasa Mesir terkenal
tersebut akhirnya tiba di Perancis. Mumi itu
kemudian dipindahkan ke ruangan khusus di
Monument Center. Para arkeolog, ahli bedah
dan ahli anatomi mulai melakukan studi
tentang mumi ini dalam upaya untuk
menyelidiki misteri Firaun.
Dokter bedah senior dan ilmuwan yang
bertanggung jawab atas studi tentang mumi
Firaun adalah Profesor Maurice Bucaille.
Sementara proses restorasi mumi berjalan,
Maurice Bucaille sibuk dengan pikirannya. Dia
mencoba untuk menemukan bagaimana Firaun
ini meninggal.
Saat larut malam, ia menemukan penyebabnya.
Sisa-sisa garam yang terjebak dalam tubuh
mumi itu adalah bukti bahwa ia meninggal
karena tenggelam dan mayatnya segera
diangkat dari laut.
Terlihat jelas juga bahwa para pendeta Mesir
kuno buru-buru mengawetkan tubuh Firaun
tersebut. Tapi Maurice bingung dengan sebuah
pertanyaan, bagaimana tubuh ini--dengan
mengesampingkan tubuh mumi lainnya dari
Mesir kuno-- tetap utuh hingga sekarang
meskipun tubuhnya pernah tenggelam di laut.
Maurice sibuk memikirkan hal tersebut ketika
seorang koleganya mengatakan tidak usah
terlalu dipikirkan karena dalam Islam
disebutkan bahwa Firaun ini memang
tenggelam.
Pada awalnya, dia sangat tidak yakin dan
menolak pernyataan tersebut. Dia mengatakan
penemuan seperti itu hanya bisa diketahui
melalui peralatan komputer canggih dan
modern.
Maurice bertambah tercengang setelah
koleganya yang lain mengatakan bahwa
Alquran, kitab suci yang dipercaya muslim,
menceritakan kisah tenggelamnya Firaun dan
mengatakan tubuh tersebut akan tetap utuh
meskipun ia telah tenggelam.
Maurice bertambah terkejut dan terus
bertanya-tanya, dari mana kitab suci umat
Islam ini mendapatkan data, sementara mumi
tidak ditemukan sampai 1898. Selain itu
Alquran juga baru diturunkan kepada umat
Islam selama lebih dari 1400 tahun setelah
peristiwa tenggelamnya Firaun. Mengingat juga
sampai beberapa dekade lalu seluruh umat
manusia termasuk muslim tidak tahu bahwa
orang Mesir kuno mengawetkan firaun mereka?
Maurice Bucaille terjaga sepanjang malam
menatap tubuh Firaun, berpikir mendalam soal
kitab Alquran yang secara eksplisit mengatakan
bahwa tubuh ini akan utuh setelah tenggelam.
"Bisakah dipercaya nabi Muhammad SAW tahu
tentang ini lebih dari 1.000 tahun yang lalu
ketika saya baru saja mengetahu hal itu?" pikir
Maurice.
Pikiran Maurice malam itu dipenuhi berbagai
pertanyaan dan keheranan tentang kitab suci
umat Islam. Mumi tersebut akhirnya
dikembalikan ke Mesir.
Jatuh Cinta dengan Alquran
Tapi, karena ia sudah tahu tentang kisah
Firaun versi muslim, ia segera berkemas dan
melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Kebetulan
saat itu di Arab Saudi diadakan konferensi
medis yang dihadiri banyak ahli anatomi
muslim.
Di sana, Maurice memberitahu mereka tentang
penemuannya, yaitu bahwa tubuh Firaun itu
tetap utuh bahkan setelah ia tenggelam. Salah
satu peserta konferensi membuka Alquran dan
membacakan surat Yunus ayat 92 yang
menceritakan kisah bagaimana tubuh Firaun
diangkat dari dasar laut dan atas izin Allah,
tubuh itu akan utuh agar menjadi bahan
renungan bagi orang-orang yang berpikir
sesudahnya.
Dalam kegembiraannya setelah dibacakan ayat
tersebut, Maurice berdiri di hadapan para
peserta konferensi berkata, 'Aku telah masuk
Islam dan percaya pada Alquran ini'.
Saat kembali ke Perancis, Maurice Bucaille
menghabiskan 10 tahun melakukan studi
tentang kesesuaian fakta-fakta ilmiah saat ini
dengan yang disebutkan dalam Alquran. Dia
berusaha meyakinkan dirinya bahwa Alquran
tidak pernah bertentangan dengan satupun
fakta ilmiah.
Dia kemudian menulis buku tentang Alquran
yang menghebohkan seluruh negara-negara
Barat, dengan judul, "The Bible, The Qur’an and
Science, The Holy Scriptures Examined In The
Light Of Modern Knowledge."
Buku tersebut sangat laris dan bahkan ratusan
ribu eksemplar telah diterjemahkan dari bahasa
Perancis ke bahasa Arab, Inggris, Indonesia,
Persia, Turki dan Jerman. Bahkan tersebar ke
hampir semua toko buku di seluruh dunia.
"Sisi ilmiah dari Alquran telah mengejutkan
saya sejak awal, karena pikiran saya belum
pernah melihat begitu banyak kajian ilmu
pengetahuan yang disuguhkan secara akurat.
Itu semacam cermin bagi ilmu pengetahuan
yang sudah ditulis dalam buku-buku ilmiah
selama ini padahal ilmu tersebut sudah ada
lebih dari 13 abad yang lalu," sepenggal
catatan kata pengantar Maurice dalam
bukunya.
(Sumber: Onislam.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar