Translate

Jumat, 10 Juli 2015

Waktu Maut Rahasia Allah

MAUT akan hadir pada setiap manusia. Hanya saja, kita tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi. Pengetahuan tentang kapan hidup kita akan berakhir di dunia ini, tidak pernah kita ketahui. Terkadang ada yang sakit parah, namun belum juga mautnya tiba. Tapi, ada orang yang memiliki kesehatan yang cukup baik, tiba-tiba mautnya tiba begitu saja. Itulah maut, tak dapat diprediksi sebelumnya.
Manusia tidak memiliki pengetahuan mengenai kapan ajal menjemputnya, karena pengetahuan tentang hal itu hanya milik Allah semata. Pengetahuan ini merupakan salah satu kunci kegaiban yang khusus milik Allah.
Kematian merupakan suatu proses yang pasti akan dirasakan setiap makhluk hidup. Tapi kapan kematian itu akan datang? Hanya Allah SWT saja yang maha mengetahuinya. Yang jelas, kematian yang dirasakan seseorang tidak sama dengan orang lain. Waktu dan penyebabnya sangat beragam, apalagi keadaan manusia setelah kematian juga bermacam-macam. Begitulah ALLAH SWT berkehendak. Semua yang menimpa manusia di saat-saat kematian, sangat tergantung dari bagaimana manusia tatkala menjalani kehidupannya di dunia.
Bagi orang yang mengalami sakaratul maut, sebelum ruhnya sampai di tenggorokan, ALLAH SWT berkenan membukakan baginya alam malakut (alamnya para malaikat). Jika seandainya lidah orang yang sedang sakaratul maut mampu berucap, niscaya ia akan berbicara tentang keberadaan para malaikat. Tetapi kebanyakan keinginan bicara dari apa yg dilihatnya pada saat itu, hanya ia simpan dalam dirinya sendiri. Lidah terasa kaku sehingga terasa sulit untuk mengucapkannya.
Malaikat tersebut menarik ruh dari ruas dan ujung jari sehingga ruh akan telepas dari jasad. Orang yang durhaka, ruhnya akan terlepas laksana panggangan yang ditarik dari benang wol yang basah. Orang tersebut menyangka perutnya penuh dengan duri, seakan-akan jiwanya dikeluarkan dari  lubang jarum, sehingga terasa sesak dan seakan-akan langit bersatu dengan bumi sedangkan ia berada di antara keduanya.
Nabi Muhammad saw., pernah bersabda, “Sungguh sakaratul maut itu lebih dahsyat dari tebasan 300 pedang”.
Maka ketika sedang terjadi proses sakaratul maut, keringat bercucuran membasahi tubuh, matanya mendelik, puncak hidungnya terasa memanjang, tulang-tulang iganya terangkat, jasadnya menegang dan warna kulitnya menguning.

Pernah ketika istri Rasulullah saw., Aisyah memeriksa Rasulullah di saat sakaratnya, sedangkan Nabi pada saat itu sedang berbaring di kamarnya. Berlinang airmata Aisya sambil berkata, “Diriku tebusan sesuatu yang menyedihkanmu dari ketakutan dan kesakitan. Engkau tidak pernah tersentuh jin sebelum ini dan tidak ada rasa takut di wajahmu. Mengapa kini aku melihat sesuatu seperti celupan yang terendam. Jika orang mati memancarkan cahaya, maka cahaya-cahaya wajahmu kini pun telah memancar.”
Jika ruh seseorang sudah sampai ke hati, lidah orang tesebut akan terkunci, tidak dapat berbicara dan ia tidak dapat berucap ketika ruhnya telah terkumpul di dadanya. Sungguh keadaan yang tidak akan bisa dirasakan sebelum menjalaninya sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal ini bisa terjadi karena dua hal.
Pertama, kejadian ini merupakan kejadian yang sangat besar sehingga dadanya telah sempit sebab ruh terkumpul di situ.
Kedua, karena rahasia yang terkandung di dalam gerakan suara yang keluar dari lisan berasal dari hawa panas tubuh. Namun ketika hawa panas dalam tubuh menghilang, maka ia tidak dapat berbicara lagi. Keadaan tubuh pada saat sakaratul maut hanya akan mengalami dua keadaan, yaitu menegang dan keadaan dingin, karena ia telah kehilangan hawa panas tubuh. Pada akhirnya, keadaan pada saat itulah yang menyebabkan mengapa keadaan orang yg meninggal berbeda-beda.
Ketika meninggal, keadaan yang dialami manusia sangat beragam. Ada yang meninggal dalam keadaan tersenyum, terasa cepat tanpa menimbulkan rasa sakit. Terkadang ada pula yang meninggal dalam keadaan yang menyedihkan, sehingga membuat orang yg melihatnya merasa iba dan ketakutan. Sulit atau mudahnya ruh keluar dari jasad, tergantung dari amal yang dilakukan manusia ketika hidup di dunia.
Apabila orang yang mati sedang air ludahnya terus mengalir, mengerut dua bibirnya, menghitam wajahnya dan menguning dua matanya, maka itulah tanda-tanda bahwa ia orang yang sengsara, karena pada saat itu terlihat baginya hakikat kesengsaraan di akhirat nanti. Namun bila si mayit mengering mulutnya dan seakan-akan dia sedang tertawa, wajahnya berseri, matanya terkatup, maka tanda-tanda bahwa ia orang yang akan mendapatkan kesenangan di akhirat, karena pada saat itu ia telah melihat hakikat kemuliaan dirinya.
Ketika ruh sudah di ambang pintu keluar dari jasad, semua panca indera manusia tidak akan dapat berfungsi lagi, kecuali indera pendengaran. Ketika ruh terlepas dari hati, ia akan merusak pandangan mata. Sedangkan pendengarannya belum hilang hingga ruh terlepas dari jasad. Karena itu Rasulullah saw. bersabda, “Talkinkanlah orang yang akan mati dari kalian dengan dua kalimat syahadat, yaitu tiada Tuhan selain ALLAH dan Muhammad adalah utusan ALLAH.
Anjuran untuk men-talkin-kan pada saat sakaratul maut (membantu mengarahkan menyebut dua kalimat syahadat) sangat membantu si mayit dalam sakaratnya. Meskipun semua panca inderanya sudah tidak dapat berfungsi lagi, tetapi pendengarannya masih berfungsi, sehingga ia akan dapat mendengar suara orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan bantuan talkin tersebut, bisa saja si mayit akan selalu teringat kepada ALLAH SWT, sehingga ia menolak semua ajakan iblis yang mencoba untuk menjerumuskannya pada saat sakaratul maut. Tetapi hanya ALLAH SWT saja yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak tentang keadaan manusia ketika sekaratnya.

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :

  •  Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan ALLAH (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. ALLAH Maha Mengetahui isi hati”. (QS. Ali ‘Imran [3]: 154
  •  Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi ALLAH”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi ALLAH”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS. An-Nisaa’ [4]: 78)
  •   Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (ALLAH), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah [62]:
  •    Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya ALLAH, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman [31]: 34)
  •  Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat.
Dan ALLAH sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan ALLAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munaafiquun [63]: 11)

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW :
“Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Lima puluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah SWT.


Allah berfirman, “Dan pada sisi-Nya kunci-kunci kegaiban. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia,” (QS. Al-An’am: 59). Dan, “Sesungguhnya Allah memiliki ilmu tentang hari kiamat. Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidaklah seorang pun tahu apa yang akan diperbuatnya besok, dan tak seorang pun tahu di bumi mana ia akan meninggal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengawasi,” (QS. Luqman: 34).
Imam Bukhari dalam shahihnya meriwayatkan hadis dari Ibn Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kunci-kuci kegaiban ada lima. Tak ada yang mengetahuinya selain Allah.” “Sesungguhnya Allah memiliki ilmu tentang hari kiamat. Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidaklah seorang pun tahu apa yang akan diperbuatnya besok, dan tak seorang pun tahu di bumi mana ia akan meninggal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengawasi.”
Ahmad, Tirmidzi, dan lain-lain meriwayatkan hadis dari sejumlah sahabat bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah berkehendak untuk mengambi roh seorang hamba di suatu tempat, maka Allah menjadikannya memiliki hajat di tempat itu.”


Begitulah hakikat dari kematian yang akan menimpa setiap makhluk ciptaan Allah SWT. Begitu dahsyatnya kematian itu terjadi, sehingga mau tidak mau kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memperbanyak amal kebaikan.
Kematian adalah peringatan Allah SWT kepada makhluk-NYA agar selalu dapat mengambil pelajaran darinya. Hanya kepada Allah lah kita menyembah dan hanya kepada ALLAH pula lah kita memohon pertolongan. Semoga Allah SWT berkenan memudahkan kematian kita dan mengaruniakan kepada kita khusnul khotimah, amin.
[Sumber : Mengungkap Rahasia Hari Kemudian (Imam al-Ghazali), Ensiklopedia Kiamat/Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar